Media
Internet & PR - KEUNTUNGANNYA?
Oleh Bob Julius Onggo
Benar sekali aktivitas PR banyak diuntungkan dengan adanya media internet, namun saya tidak mengatakan bahwa internet mengganti media PR. Internet hanyalah salah satu dari sekian banyak media yang dapat dimanfaatkan oleh para pelaku PR yang kenyataannya di Indonesia sekarang ini belum
dimaksimalkan.
Saya berharap mudah-mudahan para pelaku PR di tanah air kita akan memaksimalkan media internet agar turut memberikan kontribusi dalam membangun citra suatu
perusahaan.
Coba saja lihat melalui teknologi internet, para praktisi PR mampu langsung menjangkau audiens mereka tanpa harus diintervensi oleh para penyunting naskah maupun para reporter yang bertindak sebagai penjaga pintu dan yang melakukan sensor terbitnya suatu informasi.
Beberapa hal ini dapat terjadi apabila Anda mengirimkan press release kepada beberapa media tercetak yaitu seperti ini mereka :
-
Mengabaikannya - yang kenyataannya sering kali terjadi kalau tidak diberi
sesuatu.
-
Syukur-syukur mencetaknya secara full.
-
atau hanya mencetaknya sebagian-bagian, tanpa diberi komentar
tambahan.
-
Mencetak sebagian, lalu menambahkannya dengan komentar mereka atau disatukan dengan komentar kompetitor Anda sehingga menjadi suatu cerita hasil
ramuan.
-
Mencetak sebagian, lalu ditambahkan dengan komentar para analis yang bakal mengubah perspektif tulisan
Anda.
-
Mencetaknya sebagian kemudian disatukan dengan laporan yang dibuat oleh kompetitor, sehingga akhirnya inti pesan Anda akan
hilang.
-
Menghapus pesan-pesan inti yang padahal akan mendukung pokok-pokok utama dari artikel
Anda.
-
dan segala kemungkinan lain yang bisa terjadi.
Jadi lihat deh, dari semuanya hanya satu yang bernada positif semuanya negatif.
Kemungkinan-kemungkinan di atas hendaknya menjadi alasan bagi Anda untuk berbicara langsung kepada audiens Anda, dan media internet dapat digunakan. Dan untuk lebih meyakinkan Anda akan hal-hal di atas tadi, coba saya akan ambil suatu kasus studi dari luar.
Suatu press release yang pernah dikirim oleh AOL (America Online), suatu perusahaan internet yang pernah mengakuisisi Time Warner, memiliki 1300 kata dan juga memasukkan kalimat pernyataan langsung yang diucapkan oleh presiden AOL, Steve Case dan untungnya artikel di dalam press release tersebut diterima secara full.
Namun oleh pihak Reuter yang juga merasa bahwa artikel ini sangat pantas diterbitkan dan penting untuk diberitahu, memotong sebagian, dan pernyataan langsung yang diucapkan oleh presiden AOL dihilangkan dan akhirnya hanya dimunculkan sebanyak 410 kata-kata saja, jadi kurang dari sepertiga cerita semula.
Apakah para pembaca Reuter mendapatkan penyajian informasi yang lengkap menurut sudut penilaian AOL? Tentu tidak bukan. Apakah komunitas investasi bakal mengerti sepenuhnya hasil dari suntingan para penjaga gawang media tercetak itu? Jelas kurang bukan?
Di atas adalah sekadar kasus dari luar, tentu ini dapat digunakan sebagai gambaran dari hal yang dapat terjadi di Indonesia.
Dengan media Internet apa yang dapat dilakukan oleh para pelaku PR?
Banyak.
Pertama misalnya, audiens pasar Anda bisa mengakses semua press release yang dikeluarkan melalui banyak dari media online. Hanya dengan melakukan beberapa pencarian keyword di situs pencari, mereka dapat memperoleh semua press release yang memenuhi kriteria kebutuhan mereka. Kita akan melihat saatnya media di Indonesia juga akan menaruh banyak perhatian pada media online. Itulah sebabnya suatu perusahaan harus segera memanfaatkan media promosi seperti situs pencari. Dan pastikan orang mudah mencari Anda lewat situs pencari.
Kedua, para pembaca Anda dapat mengakses press release yang Anda keluarkan dan taruh di situs web korporat. Dan hal itu sering juga dilakukan oleh banyak perusahaan kelas dunia juga. Jadi jika Anda tidak mengikuti taktik ini, maka Anda memberikan peluang bagi pesaing Anda untuk mendahului inisiatif perusahaan Anda.
Yang ketiga, Anda pun dapat membuat mailing list dari para pelanggan Anda. Ini merupakan perangkat elektronik yang dapat mengirimkan (secara broadcast) kepada para pelanggan Anda yang memiliki email namun atas dasar permission dari setiap pelanggan. Banyak dari pemilik email benci terhadap junk mail. Maka aturannya untuk online etiquette, atau yang disebut "netiquette" adalah "Informasi yang diminta adalah yang dihargai." Ikuti aturan ini, karena kalau tidak dan mereka kesal, mereka dapat mengatakan kepada 30.000 orang hanya dengan beberapa klik saja.
Langkah-langkah di atas hanyalah beberapa contoh untuk dapat menciptakan hubungan bisnis yang lama dan berkesinambungan lewat sarana komunikasi yang penuh respek ke publik. Mereka akan mengandalkan Anda sebagai sumber informasi yang mereka tidak bakal dapatkan melalui koran dan majalah harian tercetak.
Lebih jauh hal ini dapat menghemat pengeluaran perusahaan sebaliknya daripada mencetak dan mengirim ratusan ribu press release lewat pos biasa.
Akan tetapi, sekali lagi saya mengatakan bahwa strategi ini tidak dimaksudkan agar Anda mengira bahwa Anda harus mengabaikan media cetak. Media cetak memang tetap memiliki impact tersendiri. Masing-masing memiliki pengaruhnya, yaitu tetap sebagai saran yang penting untuk menyebarkan dan mendistribsukan berita. Kedua media tetap dapat memberikan kontribusi terhadap kredibillitas suatu perusahaan dan produk mereka. Kata-kata seorang reporter di media tercetak tetap memberikan banyak arti bagi suatu citra perusahaan dibandingkan ruang iklan di dunia maya.
Namun walaupun demikian juga banyak para pelaku PR tetap melihat media online memiliki peluang banyak untuk menyebarkan dan sebaliknya memperoleh informasi secara cepat dan akurat. Ada juga beberapa reporter berkeinginan agar semua press release dari banyak perusahaan ada di dalam suatu database online yang dapat diakses, sehingga pada waktu mereka misalnya mendapatkan pekerjaan untuk meliput suatu produk atau suatu perusahaan tertentu yang mereka tidak kenal atau mereka belum terbiasa, mereka dapat mencarinya terlebih dahulu lewat database online tersebut sehingga perspektif perusahaan tersebut tidak luntur. Mengingat mereka tidak ingin mengandalkan artikel yang ditulis oleh reporter lain karena kesalahan atau kerancuan bisa saja terjadi dan masuk ke dalam cerita yang dituangkan ke dalam media tercetak itu.
Pada hakekatnya pokok yang paling penting ingin saya tandaskan adalah bahwa teknologi baru memungkinkan kita semua termasuk para pelaku dan departemen public relations dan marketing communications untuk menjadi penerbit dari suatu informasi yang berkualitas yang membantu para pembaca menjadi pelanggan yang lebih berbahagia dan membuat para penanam modal (investor) lebih diuntungkan secara fair.
Bob
Julius Onggo adalah Chief editor pada situs webnya, sekaligus sebagai
pembicara di berbagai seminar dan forum pemasaran dan bisnis online, dan
kolomnis tetap di majalah InfoNet sekarang InfoKomputer dan Bisnis Komputer
serta artikelnya juga sering dimuat di Majalah Warta Ekonomi, majalah EbizzAsia juga artikelnya dijumpai di Majalah
Profesi HRD serta di beberapa tabloid, surat kabar, dan majalah. Beliau juga
sering menjadi pembicara tamu dari beberapa perusahaan maupun beberapa
Universitas Terkemuka di Indonesia (www.bjoconsulting.com) |