"5 Hal
Yang Harus Dihindari Sewaktu Menulis E-Mail Promosi"
-- Oleh Bob Julius Onggo
E-mail
bukan sekadar alat untuk komunikasi namun adalah sarana yang
dapat dipakai untuk melakukan promosi dan penjualan.
E-mail
adalah senjata bagi para pemasar online. Mengapa tidak
menambahkan strategi pemasaran Anda via e-mail untuk menjangkau
banyak orang disamping aktivitas pemasaran offline yang
Anda lakukan?.
Masalahnya
adalah, semakin banyak orang menerima e-mail, semakin sedikit
orang menaruh perhatian pada masing-masing isi e-mail tsb. Hal
ini nyata seperti yang umumnya para amatiran lakukan dengan
sistem “hit and miss” di newsgroup atau di discussion
group.
Maka untuk
tampil beda, para pemasar online harus berupaya untuk
menarik perhatian dari para calon kastemernya.
Argumen
yang sering mereka katakan adalah:
"Jika
saya berteriak lebih keras dan lebih sering, pasti para calon
kastemer akan mendengarkan saya."
Memang,
itu benar. Mereka mungkin akan mendengar Anda. Namun, apa reaksi
mereka dan tanggapan mereka terhadap banjir e-mail tersebut?
Apakah mereka akan senang? Atau sebaliknya mereka akan
mengatakan dengan mengirim e-mail balik “Keluarkan aku dari
e-mail Anda dan jangan kirimi lagi!"
Lima hal
berikut ini adalah kesalahan dari para pemasar amatiran yang
mereka gunakan pada e-mail mereka.
(Hendaknya
bedakan antara e-mail promosi dan email yang berisi newsletter.
Kedua hal ini
sangatlah berbeda.)
#1:
E-mail Promosi yang terlalu panjang.
Beberapa
e-mail promosi cenderung terlalu panjang sebelum sampai ke
tujuannya. Hal ini menyebabkan resipien harus melakukan “scroll
down”. Karena itu ingatlah bahwa e-mail Anda bukanlah
satu-satunya e-mail yang sampai di inbox mereka, dan kata-kata
Anda hendaknya singkat dan “to the point”.
Anda tahu
hasilnya? Hasilnya sedikit saja yang mengirimkan balasannya
kepada Anda.
#2:
E-mail Promosi yang terlalu Banyak Menuntut.
Hal ini
juga sering dilakukan oleh para penulis e-mail, mereka tanpa
diminta menawarkan sejumlah item atau produk atau pun jasa dan
tidak fokus pada satu inti penawaran dan para resipien
disuguhkan banyak pilihan item yang tidak diminta
#3:
Terlalu Sering.
Beberapa
orang berdalih bahwa kunci untuk pemasaran e-mail yang berhasil
adalah frekuensinya. Karena itu mereka mengirimkan email promosi
sesering mungkin.
Memang,
sepertinya demikian. Dalam pemasaran tradisional agar pesan
iklan Anda tetap diingat, Anda harus sering menampilkannya
sesering mungkin. Dan dalam pemasaran offline, memang begitu
seharusnya, namun pemasaran online sama sekali berbeda. Anda
bisa bayangkan bahwa masyarakat sudah terlalu sering dibombardir
dengan pesan-pesan komersial di TV, Radio, Reklame dan Koran,
kemudian Anda membombardir mereka lewat e-mail. Akibatnya Anda
akan mendapat reputasi buruk dan mereka akan melewatkan e-mail
Anda begitu saja tanpa membacanya dan akan mengabaikannya di
kemudian hari sewaktu menerima e-mail Anda pula.
#4:
E-mail Promosi yang tidak terarah.
Ini juga
adalah kesalahan yang sering dilakukan oleh para amatiran,
karena e-mail murah, mereka lupa akan perlunya menerapkan
strategi segmentasi dan membidik target market yang relevan.
Akibatnya
adalah calon kastemer Anda sama sekali tidak berminat dengan
tawaran Anda, hal ini sama seperti Anda berjualan mesin pemanas
di padang gurun dan tidak seorang pun yang berminat akan tawaran
Anda, jadi pentingnya Anda melakukan e-mail promosi ke target
market yang tepat.
#5:
Penulisan E-Mail Promosi yang tidak bagus.
Membaca
teks yang ditulis dengan baik sangat menyenangkan dan mudah
dibaca.
Tulislah
dengan jelas, sederhana dan penuh respek.
Penulisan
e-mail promosi yang buruk adalah rintangan yang besar sehingga
para resipien engan untuk menuangkan perhatian mereka pada
kiriman e-mail Anda. Maka berikan perhatian lebih pada penulisan
e-mail Anda. Pastikan Anda memiliki teknik menulis yang baik,
lakukan perenungan dan tidak tergesa-gesa.
Inbox
adalah tempat yang bersifat pribadi, dan di situlah Anda dapat
menjumpai calon kastemer Anda dan berbicara dengannya secara
individu. Maka apabila tulisan e-mail promosi Anda tidak
mengikuti kaidah di atas maka e-mail Anda tidak akan dibaca.
Prinsipnya,
adalah jangan terlalu banyak meminta namun lebih banyak membeli.
Bidik
e-mail Anda dengan hati-hati, buatlah terfokus dan terarah pada
satu tujuan. Langsung ke poin yang dibicarakan dan jangan
mutar-mutar. Pastikan penulisannya memiliki nilai yang bermutu
dan rasio isi e-mail Anda adalah 80% : 20% artinya 80% berisi
hal yang berguna dan 20% berisi penawaran Anda.
Dengan kata lain, jika Anda menaruh respek akan
waktu yang dimiliki oleh pembaca e-mail Anda, maka mereka pun
akan berlaku sebaliknya dengan memberikan lebih banyak perhatian.
|