DEPAN  I  KISAH SUKSES  I  ARTIKEL LALU PERTANYAAN ANDA KURSUS EMARKETING  I  MESIN EMARKETING 

BJO eMarketing Bulletin Edisi 44

home

Selamat jumpa kembali [ name ],

Edisi kali ini, berisi pengingat bahwa untuk melakukan promosi yg berhasil via internet, tidak cukup sekadar memiliki situs web, namun kombinasikan itu dengan mesin-mesin emarketing.

Selain itu pula Pak Daniel Siburian dari matamata.com juga memberikan kontribusi artikel yg menarik untuk disimak, bahwa tahun 2003 akan menjadi tahun kebangkitan dari para netpreneur yang berhasil memanfaatkan dunia maya untuk meraih keuntungan yang BUKAN maya.

Kasih tahu rekan Anda yg lain untuk membaca edisi 44 ini.

Berikan link ini :

mailto:bjotips@getresponse.com?subject=Tutorial44 

Atau email artikel ini ke teman Anda, Klik di Sini!

Salam,

Putri Paquita
Publishing Coordinator

---- o0o ----

Daftar isi Artikel :

1. "EMARKETING - 50% Psikologis dan 50% Teknologi" 

2. "Dotcom Indonesia 2003 - Masih Ada Hari Esok?"

3. Anda Ingin turut meramaikan dunia eMarketing? Silahkan masukkan Artikel di BJO ezine ini? dan dapatkan BONUSnya

4. Informasi Bulletin/Tutorial/Unsubscribe

 

Jumlah Pembaca : 
4031 Orang


Bob Julius Onggo
Editor in Chief

IndoBIZZ bekerjasama dengan Tabloid Marketing menghadirkan seminar satu hari :

"Bagaimana Strategi Membangun 'BRAND' dan Mempromosikan Bisnis Melalui CORPORATE INTERNET MARKETING BUILDER PLAN 2003" (batch II)
> 28 Feb 2003 <
> Hotel Sahid - JKT <
untuk informasi, hubungi Bu Maria di :
(021) 925 2348; 8791 2531/2281 atau via SMS ke no. Hp
0818 166148 atau email: indobizz@centrin.net.id 


SPONSOR MEDIA





"Jangan terus mengharapkan GAJI!!! Sudah saatnya Anda berbisnis sendiri!!!
Dapatkan informasi lengkap di : Networker-Indonesia.com
 "

Mengapa harus BELI Proyektor kalau HANYA sekali-kali dipakai? 
DEMI HEMAT Hubungi kami untuk penyewaan proyektor untuk acara meeting Perusahaan.

SMS saja ke 
Hp 0818 166148 atau info cek di situs web ini 

.
Sudah berapa lama Anda belajar Bahasa Inggris namun belum bisa juga? Ikuti Program kami "Obeqa Speak Up Module" Hub: chandra@obeqa.com 


Butuh Pelayanan Interpreter untuk acara-acara tertentu
dari perusahaan Anda? atau Pelayanan Terjemahan?
Kami menyediakannya pelayanan 11 bahasa asing untuk
memperlancar bisnis Anda, hub : translation@obeqa.com 
atau http://www.obeqa.com  

Simak Artikel-Artikel Menarik Lainnya ttg Bisnis dan Marketing di kolom-kolom yang diasuh oleh Pak Bob Julius Onggo di :

Majalah Warta Ekonomi edisi Feb 2003;
dan
Majalah BisnisKomputer edisi Januari 2003
dan
Majalah Profesi HRD
edisi Feb 2003  
juga Majalah InfoKomputer 
edisi Feb 2003

Ingin Kerjasama Sponsor? info? Silahkan Klik Di sini

--------------------------------------------------------

"EMARKETING - 50% Psikologis dan 50% Teknologi" 

Oleh : Bob Julius Onggo*

Jangan bermimpi membangun bisnis internet dari nol dan berhasil apabila tidak memaksimalkan kekuatan Internet sebagai sarana pembangun brand dan pembangun kredibilitas dan kepercayaan.

Karena itu urutannya adalah E-MARKETING yg Sukses maka akan menuntun pada E-BISNIS yang sukses.

Agar inisiatif strategi E-MARKETING sukses maka diperlukan MESIN-MESIN EMARKETING (lihat di sini)yang akan membantu promosi internet yang berhasil. Mesin-mesin eMarketing berbeda dengan mesin-mesin E-Bisnis.

Informasi dan uraian ttg Mesin-mesin eMarketing yang terdapat di situs web kami adalah mesin-mesin yang sangat sederhana namun aplikatif dan suatu KEHARUSAN bagi siapapun atau korporat yang ingin memaksimalkan keberadaan situs web korporat mereka di dunia maya. 

Sesuatu yang sederhana bukan berarti tidak efektif justru yang KEBENARAN adalah yang sederhana. Orang marketing melihat segala sesuatu harus di sisi yang aplikatif dan sederhana namun BERMANFAAT bagi sisi pelanggan.

Namun orang TI menganggap yang RUMIT dan njelimet adalah yang HEBAT atau COOL! namun belum tentu yang njelimet dan MAHAL bersifat aplikatif bagi calon pelanggan Anda.

Agar inisiatif strategi E-MARKETING sukses maka diperlukan MESIN-MESIN EMARKETING (lihat di sini)yang akan membantu promosi internet yang berhasil.

---
Mengenai Bob Julius Onggo dapat dilihat di:
http://www.bjoconsulting.com/bjo/index.htm 

"Dotcom Indonesia 2003 - Masih Ada Hari Esok"

Oleh : Daniel Siburian*

Dear, Netter M-Web....
Karena satu dan lain hal, dengan sangat menyesal portal Mweb.co.id tidak bisa memberikan layanan konten seperti biasa, setelah selama dua tahun dua bulan menemani netter sekalian. Kami berharap, Mweb.co.id tetap berada di hati netter semua, dan tertulis dalam tinta emas sejarah internet Indonesia. Dalam waktu dekat, situs ini akan mohon pamit dari dunia maya...

Pernyataan di atas termuat di halaman utama (welcome page) situs mweb.co.id bulan November lalu. Sungguh tragis kalau kita mengingat betapa percaya dirinya mereka ketika pertama kali menjejakkan kakinya di Indonesia. 

Anak perusahaan MIH Limited, yang berkedudukan di Afrika Selatan, langsung menggebrak dengan membeli tiga dotcom besar di tanah air: Astaga.com, Satunet.com dan kafegaul.com. Mengikuti jejak Astaga.com, mweb.co.id juga melakukan kampanye iklannya gede-gedean.

Walaupun telah "mohon pamit dari dunia maya" bukan berarti M-Web Indonesia kabur begitu saja. Menurut pengakuan David Burke, Presiden Direktur PT Mweb Indonesia, kepada detik.com (http://www.detikinet.com/net/2002/11/15/20021115-150656.shtml), mereka masih menyisakan 25 karyawan pada Maret 2003. Mereka inilah yang nantinya akan menjalankan bisnis mobile services dan QQ Messenger, dan tiga portal internetnya: Astaga.com, Satunet.com dan Kafegaul.com.

Mweb.co.id bukan satu-satunya dotcom besar Indonesia yang mohon pamit. Kopitime.com, yang telah mencatatkan diri di lantai bursa, juga telah menyatakan diri bangkrut. Begitu pula dengan Lippostar.com, yang hingga tulisan ini ditulis masih menyisakan persoalan dengan sebagian karyawannya. Penutupan ini mengikuti jejak saudara kandungnya, Lipposhop.com.

Penutupan situs-situs besar ini bisa dikata masih merupakan lanjutan dari jatuhnya bursa Nasdaq pada 2000. Kala itu, harga-harga saham start up tiba-tiba terbanting, kepercayaan investor menurun drastis. Dotcom Indonesia ikut kena imbasnya. Ambil contoh Astaga.com, yang dengan modal $7,5 juta AS berharap dapat meraup dana segar hingga $40 juta AS dengan listing di bursa saham (PANTAU, Tahun II Nomor 021, Januari 2002). 

Impian yang urung jadi kenyataan.

Situasi serba memprihatinkan juga menimpa dotcom-dotcom lain. Sebagian di antaranya sudah berada dalam kondisi hidup segan mati tak mau. Bahkan sudah ada yang siap-siap gulung tikar. 

Apakah itu berarti bisnis dotcom di Indonesia tidak prospektif lagi? Dalam hemat penulis jawabannya adalah prospek bisnis tetap ada. Masalahnya sekarang sejauh mana para pengelola dotcom menjalankan strategi bisnisnya. 

Berkaitan dengan hal tersebut di atas, ada baiknya kita coba melihat apa saja langkah-langkah yang telah dilakukan para pelaku bisnis dotcom di tanah air untuk meraih pemasukan di tahun 2002 dan menyiasati pasar. Setelah itu kita akan melihat ke arah mana kira-kira bisnis ini akan bergulir tahun depan.
* * *

Pada kuartal keempat tahun ini, Detik melakukan terobosan baru dengan meluncurkan layanan "pay for content". Memakai merek dagang detikPlus (www.detikplus.com) Detik menjalin kerja sama dengan puluhan "penerbit koran, majalah, tabloid, lembaga riset, penerbit buku, novelis, cerpenis, penulis cerita bersambung dan sebagainya" dalam penyediaan kontennya dan untuk untuk mengaksesnya netter harus membayar sejumlah uang. 

Untuk saat ini, tarif dipatok pada harga Rp 55.000,00 per bulan dengan kemungkinan diskon 10%-30% bila menjadi pelanggan 3-12 bulan sekaligus. Harga ini masih bisa bertambah bila netter memilih "advance modul" yang dibayar per item.

Langkah yang sama juga dilakukan Tempo Interaktif (www.tempointeraktif.com). Unit bisnis dari Tempo Group ini mengenakan iuran bulanan bila para netter mengakses versi online dari Koran Tempo dan Majalah Tempo (Indonesia dan Inggris).
Sejauh mana terobosan ini telah berhasil? 

Dari perbincangan dengan seorang rekan di Detik, hingga saat ini, jumlah netter yang memanfaatkan detikPlus baru ratusan orang. Sementara untuk Tempo Interaktif, sejauh ini penulis belum mendapatkan informasi yang bisa dipercaya. Tapi hampir bisa dipastikan, nasibnya juga tidak jauh berbeda.

Terobosan bisnis lain yang dilakukan Detik adalah menyediakan layanan pemesanan tiket secara online (online ticketing). Dengan mengusung nama "Ticket Box" netter dimungkinkan untuk memesan tiket pertunjukan maupun seminar. 

Mengikuti jejak Detik, Kompas Cyber Media (www.kompas.com) juga melakukan langkah serupa. 

Perbedaan yang langsung terlihat ketika mengunjungi kedua situs ini adalah Ticket Box milik Detik tampak lebih informatif dibanding milik KCM. 

Dotcom lain yang telah lebih dahulu memasuki lahan bisnis baru ini adalah www.karcismasuk.com dan www.aspri.net. Kalau Karcismasuk lebih condong ke pertunjukkan, Aspri mengkhususkan diri pada seminar, yang bisa diakses langsung di www.6221.net. Selain "pay for content" dan "online ticketing" dotcom Indonesia juga telah mulai memposisikan diri sebagai content provider untuk operator seluler.

Memanfaatkan booming SMS (short message service), operator seluler tampak giat mengembangkan value added service (VAS) dari SMS ini. 

Layanan SMS VAS ini bisa berupa informasi berita aktual, jadwal film, acara, horoskop, logo ponsel, ring tone hingga game interaktif.
Beberapa dotcom yang telah menjalin kerja sama dengan operator seluler ini adalah M-Web Indonesia, KCM, dan Indo.com (www.indo.com). 

Keuntungan yang didapat dengan menjadi content provider cukup menggiurkan. Ambil contoh M-Web Indonesia. Menurut pengakuan David Burke, 20% dari total pendapatan M-Web Indonesia berasal dari SMS VAS ini (Warta Ekonomi, No. 21/XIV/ 2 September 2002). M-Web memasuk konten untuk IM3, Satelindo dan Excelkomindo. 

Di luar tiga lahan bisnis baru di atas, dotcom Indonesia juga tetap mengharapkan pemasukan dari iklan dan transaksi ecommerce. Walaupun untuk dua yang terakhir ini penulis kurang melihat adanya terobosan-terobosan kreatif dari para dotcomer untuk memancing para pengiklan dan netter memanfaatkan keunggulan kompetitif mereka. 

Kebanyakan masih terpaku pada model banner tradisional.
Fenomena lain yang bisa kita lihat di tahun 2002 ini adalah munculnya kesadaran untuk bermain diceruk sempit (niche market). Kegagalan bisnis lippostar.com, kopitime.com dan mweb.co.id menjadi pelajaran berharga betapa mahal harga sebuah "megaberita" bila tidak memiliki model bisnis yang jelas. Situs "megaberita" yang tersisa tinggal detik.com dan astaga.com. 

Memang peluang bisnisnya masih ada dan Tempo Interaktif serta KCM, dengan seabrek kelebihan yang ada, tetap memiliki peluang untuk menjadi pemain utama di pasar yang satu ini.
Beberapa situs yang mencoba membidik segmen pasar khusus ini adalah kafegaul.com dan rileks.com (gaya hidup dan hiburan), matamata.com dan parisvanjava.net (cityguide), mainsaham.com dan e-samuel.com (saham) serta wartajazz.com dan musickita.com (musik). 

Ada pula situs yang sejak didirikan memang sudah dimaksudkan untuk menjadi situs ecommerce dalam pengertian luas. Ambil contoh 6221.net dan karcismasuk.com (online ticketing), atau glodokshop (www.glodokshop) dan bhinneka (www.bhinneka.com) yang menjual barang-barang elektronik. 
* * *

Sekarang mari kita melangkah lebih lanjut, melihat sejauh mana peta bisnis dotcom di tahun mendatang, tahun 2003.
Pertama, situs-situs berita ataupun yang contextual commerce (yang mensinergikan berita dan ecommerce) belum akan meraup untung sepenuhnya dari penjualan ruang maupun transaksi ecommerce. 

Mereka masih akan menggantungkan diri pada induknya atau bisnis lain. Kita bisa melihat misalnya, Detik yang masih akan tergantung pada Agrakom. 

Kedua, masih berkaitan dengan yang pertama, untuk menutupi biaya operasional, situs-situs bersangkutan, baik bekerjasama dengan perusahaan induk maupun menjadi bagian dari unit usaha situs ini sendiri, akan kian gencar menawarkan e-solution kepada perusahaan-perusahaan yang dianggap potensial. 

Dotcom-dotcom yang memberikan layanan e-solution ini di antaranya adalah Detik, KCM, Indoexchange (www.indoexchange.com), Rileks dan Matamata.  

Ketiga, kerjasama dengan pihak ketiga untuk memperkuat konten, yang telah mulai terlihat di tahun 2002 akan menjadi tren di tahun 2003. Ini ditopang oleh munculnya situs-situs yang mengkhususkan diri pada segmen pasar tertentu, yang kian spesifik. 

Ambil contoh, M-Web Indonesia yang menjalin kerja sama dengan Bali Info Iklanindo Semesta (www.paketrupiah.com), atau DetikMall, yang bekerja sama dengan Net Nusantara (www.netnusantara.com). 
Keempat, walaupun Indonesia telah masuk daftar black list untuk transaksi ecommerce melalui kartu kredit, volume transaksi ecommerce tampaknya akan terus meningkat. 

Mengapa? Karena dengan kemunculan internet banking, terutama kehadiran Klik BCA (www.klikbca.com), keinginan netter untuk belanja online tidak akan surut. Pengalaman penulis di Matamata.com menunjukkan bahwa penggunaan fasilitas internet banking ini terus meningkat, sementara pemakaian kartu kredit cenderung menurun. Netter lebih cenderung menggunakannya ketika melakukan transaksi belanja dengan sistem kredit. 

Kelima, kue iklan untuk dotcom akan terus bertambah dan dotcom-dotcom besar akan ketiban rejeki. Ucapan terima kasih harus diberikan kepada biro-biro iklan menengah dan besar yang telah menjadi e-marketing/e-solutions, sebagai salah satu unit usaha mereka. Ogilvy, Lowe dan Cabe Rawit bisa dijadikan contoh biro iklan yang telah menjejakkan kakinya. 

Pada titik ini, kreatifitas iklan pun akan terus berkembang. Netter tidak lagi hanya disuguhi model banner tradisional. Pada titik ekstrim malah sebuah produk bisa menjadi sponsor tunggal suatu situs, seperti yang dilakukan salah satu perusahaan rokok di tanah air (www.djarumsuper.com).  

Berdasarkan pemaparan di atas, bisa disimpulkan bahwa bisnis dotcom di tanah air masih menjanjikan, masih ada hari esok untuk bisnis internet di Indonesia. Tutupnya dotcom-dotcom besar bukan berarti hari kiamat bagi dotcom Indonesia, tapi malah menjadi pemicu para dotcomer untuk semakin berpikir rasional, mengikuti hukum ekonomi paling elementer, yaitu hukum permintaan dan penawaran. Hukum yang di(ter)lupakan karena terlalu bermimpi meraup untung besar melalui lantai bursa.***

---
Daniel Siburian, Penulis adalah e-Business Analyst di Adelva Solutions, Content Manager Matamata.com

Anda pun bisa memberikan penilaian kepada kami, sehubungan dengan artikel yang ditulis di atas, dengan demikian masukan dari Anda akan sangat kami hargai.

3. Anda Ingin turut meramaikan dunia eMarketing? Silahkan masukkan Artikel di BJO ezine ini? silahkan layangkan tulisan artikel Anda seputar eMarketing maupun eBisnis dan kirimkan ke subscription@bjoconsulting.com sehingga tulisan Anda pun dapat dibaca oleh ribuan pembaca di seluruh Indonesia

dan BONUSnya, akan kami berikan link ke produk/bisnis online
Anda. Kami tunggu partisipasi Anda.

4. Informasi Buletin, dan Langganan

Untuk berhenti tidak lagi membaca BJO E-Marketing Bulletin, silahkan kirim email kosong Anda ke :

mailto:berhenti@getresponse.com?subject=unsubscribe

 
 

Copyright © 2001 - 2003, BJO Consulting