--------------------------------------------------------
"AWAS
BEHAVIORAL ADVERTISING!"
Oleh :
Bob Julius Onggo* |
Zamannya smart card sudah muncul dan akan semakin
pintar saja si kartu walaupun akan semakin kecil saja
ukurannya namun mampu mengisi kebutuhan si pemiliknya.
Smart Advertising juga akan muncul dan meluas dan
dapat mengkomunikasikan pesan-pesan komersial yang pas
dan relevan dengan perilaku si calon konsumen yang targeted.
Bertentangan dengan blind advertising yang
mengkomunikasikan pesan-pesan branding kepada
siapa saja tanpa pandang bulu.
Hanya saja smart advertising lebih mudah
diaplikasikan untuk platform elektronik atau online
atau digital dibandingkan lewat broadcast lewat
radio, TV atau media cetak. Smart advertising kali
ini yang saya maksud adalah behavioral
advertising.
Coba kita lihat apa maksudnya, dan bagaimana aplikasi dari
jenis iklan yang satu ini dan seberapa efektifnya.
MANFAATNYA
Sebenarnya konsep dari behavioral advertising ini
sudah ada dan terlihat dalam berbagai bentuk sejak
kuartal terakhir dari era 90-an. Hanya saja sempat
terhalang karena masalah privasi dan teknologi, kemudian
diterjang oleh krisis tahun 2000-2001.
Namun konsep behavioral advertising tidak pernah
pudar.
Lihat saja interaksi online yang Anda yang diberikan kepada
Anda lewat aplikasi lunak yang mampu melacak apa saja
yang Anda klik dan isi sewaktu masuk ke suatu situs web,
kemudian menyodorkan pesan-pesan komersial yang relevan
kepada Anda lewat email atau pada saat berikutnya Anda
masuk ke web mereka.
Atau contoh lain dari behavioral advertising adalah
kalau Anda masuk ke situs web Edmunds.com dan dalam
seminggu Anda mengklik sebanyak tiga (3) kali sana-sini
seputar info tentang mobil BMW keluaran terbaru, maka
akibatnya adalah Anda akan masuk ke dalam sales
process-nya mereka.
Paling tidak ada lima katalis mengapa behavioral
advertising akan menjadi trend periklanan digital di
tahun 2005 dan ke depan, karena fakta kesanggupannya
untuk menjangkau konsumen berdasarkan minat mereka akan
suatu produk atau jasa tertentu.
Yang pertama adalah fakta bahwa produsen semakin sadar
pentingnya menganggarkan bujet iklan mereka di paid
search dan contextual advertising.
Yang kedua dan yang ketiga adalah fakta meningkatnya iklan
di halaman-halaman web terkenal dan targeted untuk
industri bisnis tertentu, dan kesadaran akan perusahaan
konsumer atau retail tradisional (misalnya ; mulai dari
industri telekomunikasi, perlengkapan, obat-obat
kesehatan hingga pembiayaan kredit, demikian menurut
Nielsen/NetRatings AdRelevance service) untuk memasukkan
anggaran online media sebagai bagian dari perencanaan
media (media plan).
Bagi perusahaan yang disebutkan di atas, membidik segmen
pasar tertentu bukanlah hal yang baru, karena gaya
pemasaran offline mereka juga pada dasarnya berupaya
melakukan hal demikian
Dan yang keempat adalah kemajuan teknologi untuk
melancarkan kampanye iklan yang behavioral, namun
targeted.
Dan katalis kelima adalah karena konsumen sudah jenuh
dengan dibanjiri iklan-iklan yang tidak relevan, namun
mereka akui (70% dari yang disurvei) berminat terhadap
produk atau jasa bisnis yang dapat memberikan solusi
kepada mereka.
Yang terpenting dari behavioral advertising adalah
bukan halaman web mana atau bagian yang mana dari suatu
web, namun individu yang sesungguhnya yang melihat dan
berinteraksi dengan content tersebut.
Jadi tidak penting
lagi untuk melihat-lihat di dalam log
file
seperti yang selama ini dilakukan oleh webmaster,
halaman web mana yang paling sering dilihat (page
visits). Apalagi dengan istilah web
counter atau
hits. Istilah itu semua akan terkubur di dalam kuburan
Dotcom.
Kalau contextual advertising akan menampilkan iklan yang relevan dengan isinya,
namun behavioral advertising akan menampilkan pesan-pesan branding
yang relevan dengan perilaku si konsumen yang telah
terekam berdasarkan klik-klik yang mereka lakukan
sebelumnya, termasuk frase keyword yang mereka
ketikkan di situs pencari, atau produk yang mereka lihat
atau beli, atau kombinasi dari ketiganya.
Karena itu praktis tidak akan ada
pesan-pesan iklan yang ditampilkan dengan percuma.
UNTUK SIAPA BEHAVIORAL
ADVERTISING?
Kalau gitu, untuk kalangan industri apa saja penerapan behavioral
advertising akan sangat dinanti-nantikan? Penerapan advertising
ini cocok bagi pemain di dunia media untuk menjual
lahan iklan yang targeted secara behavioral di
halaman web untuk membidik secara akurat visitors dan
ad impressions.
Nah karena saya lihat hampir semua media di Indonesia sudah
memiliki situs web dan bergerak ke arah sana, walaupun
itu barulah langkah awal saja untuk penerapan behavioral.
Maka kami sarankan Agar bisa dipelajari dari situs web CBS
MarketWatch, The Wall Street Journal, ESPN, USA TODAY,
Reuters, Belo Interactive, iVillage, Dow Jones, WSJ.com.
Menariknya adalah mereka bekerjasama untuk meningkatkan
segmen audiensnya.
PRINSIP KERJA BEHAVIORAL ADVERTISING
Nah tahukah Anda, apa yang dilakukan oleh web berbasis
media di atas? Mereka bekerjasama dengan agen periklanan
atau bypass langsung ke perusahaan-perusahaan trading
dan manufaktur baik untuk konsumen horizontal maupun
vertical dalam hal
menawarkan behavioral advertising dengan
cara kerja seperti ini:
Misalnya Anda mengunjungi situs web media seperti
KompasCyberMedia atau Detik.com beberapa kali dalam satu
minggu melihat-lihat berita tentang stock trading yang
ada di situs detik.
Lalu di lain hari Anda mengunjungi situs
web yang berisi tentang berita-berita olahraga,
maka yang terjadi adalah selagi Anda melihat-lihat
berita-berita tentang olahraga maka di situs tersebut
muncul juga berita atau pesan-pesan mengenai stock
trading akan dimunculkan.
Memang ini “OOT” (istilah milis Out of Topic), tetapi
ide psikologisnya adalah jika Anda memang praktisi atau
penggemar stock trading, maka menyisipkan
pesan-pesan iklan di halaman web yang sama namun “beda
topik” akan tetap memberikan impact yang
brilian. Bukankah begitu?.
Secara sedikit teknis cara kerja advertising ini
begini misalnya perusahaan Anda menjual dan memasarkan
bola golf, maka Anda harus bekerjasama dengan suatu
portal web atau suatu web terkenal untuk niche golf.
Nah pada saat suatu pengunjung datang ke situs web tersebut,
dan dalam satu bulan melihat-lihat kolom atau
berita-berita tentang golf sebanyak lebih dari 3X, maka
web portal tersebut akan menyisipkan suatu cookie untuk
melacak mereka, termasuk content dari halaman web
yang mereka baca dan lihat-lihat, dan seberapa sering (frekuensi)
dan kapan terakhir kali mereka kunjungi.
Kemudian semua data ini dikompilasi ke suatu database dan
dijadikan suatu analisa untuk mendeteksi pola perilaku
konsumen yang berkunjung tadi untuk kemudian akhirnya
iklan Anda tentang jualan bola golf disodorkan kepada
mereka bisa dalam bentuk sisipan XML atau dalam bentuk pop-up
atau pop-under, walaupun mereka sedang berada
di situs web portal tersebut atau berada di situs web
lain namun sesama behavioral advertising network
dan tidak membaca berita atau tips kolom seputar golf.
Nah kenyataannya model behavioral advertising ini
jauh lebih efektif daripada banner advertising yang
terlalu sarat memenuhi portal-portal web berita di atas
yang malahan bikin pusing pengunjung web, yang saya
sendiri berani bertaruh Anda pun tidak menghiraukan atau
bahkan tidak mengklik dancing banner tersebut.
STUDI KASUS DARI BEHAVIORAL
ADVERTISING
Komposisi pasar yang dilakukan oleh American Airlines (Garudanya
Indonesia) meningkat hingga 145% dari kampanye behavioral
advertising yang dilakukan olehnya lewat kolaborasi
kampanye situs web The Wall Street Journal yang melacak
para pembaca yang suka membaca kolom-kolom atau berita
tentang “travel”.
Pelacakan code diteruskan oleh network WSJ.com apabila
suatu kolom dibuka agak lama beberapa detik dan dilihat
oleh pengunjung yang sama beberapa kali dalam satu bulan,
dan apabila si pengunjung masuk ke situs web lain yang
bukan berisi tentang “travel”, maka situs web
tersebut akan menyisipkan berita atau fitur-fitur lain
tentang “travel”.
Tidak percaya coba saja Anda lakukan dengan berkunjung ke
WSJ.com dan melakukan seperti yang saya lakukan. Menarik
bukan?
Mau tes sekali lagi studi kasus dari behavioral
advertising? Nah sekarang coba masuk lagi ke
situs web iVillage.com lalu dalam waktu 45 hari Anda
kunjungi dan baca channel yang membahas tentang “Diet
& Fitness” beberapa kali atau sebaliknya lebih
dari 4 kali (x), maka nanti lain kali ke halaman web
mana pun dari network mereka yang Anda surfing, maka
sisipan iklan Snapple-a-day (yang berasal dari
perusahaan minuman bernama Snapple.com) akan muncul.
Tahukah hasilnya? Brand awareness minuman Snapple
meningkat menjadi 61% dan content targeting
meningkat hingga 43%, menurut Dynamic Logic.
Kalau belum puas dengan contoh-contoh kasus ini, bisa email
saya, nanti saya akan berikan studi kasus actual yang
lain.
Menariknya lain adalah model behavioral advertising ini
pun membuka peluang bisnis periklan dengan trend seperti
ini, yaitu suatu perusahaan membeli ad impressions dari
web media dan kemudian menjualnya kepada para agen
periklanan, dengan menggunakan konsep behavioral berbasis
performance.
AYO MAINKAN BEHAVIORAL ADVERTISING
Dari studi-studi kasus di atas jelas bahwa sudah saatnya
untuk memanfaatkan model behavioral advertising ini
di Indonesia.
Bayangkan betapa cantiknya kalau para pemain surat kabar,
majalah, tabloid, jurnal di Indonesia yang sekarang juga
sudah memiliki situs web mengintegrasikan mulai
bekerjasama membangun advertising network,
niscaya ini adalah salah satu trik dari puluhan trik
yang efektif untuk meningkatkan branding.
Mengingat jangan hanya mengandalkan penjualan lahan web
dengan banner
advertising yang sekarang sudah menurun ad
impressions-nya dan tidak sesuai dengan harga
investasinya.
Kalau
tidak bergegas untuk mengadopsi konsep ini, bayangkan
kalau para pengiklan hijrah ke portal asing yang
menerapkan behavioral advertising dan dikombinasi
dengan geotargetting untuk membidik pasar lokal
Indonesia sekalipun.
"KATA-KATA
YANG PENUH PESONA"
Oleh :
Bob Julius Onggo* |
Apakah
Anda sedang menulis surat penjualan, iklan online atau
offline, atau pendekatan lewat telepon?
Bila ya
pastikan Anda menggunakan kata-kata yang persuasif
berikut ini, karena telah terbukti kata-kata dalam
bahasa indonesia berikut ini telah meberikan kontribusi
dalam penjualan :
ANDA atau Kamu
UANG
HEMAT
TERBUKTI
KAYA
MUDAH
AMAN
CINTA/SAYANG
RAHASIA
DIJAMIN
BARU
GRATIS
BONUS
Kata-kata di atas hanyalah sekilas saja, dan perhatikan
para penulis iklan profesional mendapati mereka senang
mengkombinasikan kata-kata tersebut menjadi untaian
kalimat yang menggoda seperti misalnya :"Lihat ANDA
dan BUKTIKAN bagaimana bisa mengHEMAT UANG dengan
menggunakan JAMINAN RAHASIA kami yang telah TERBUKTI."
Tidak terbatas pada kata-kata di atas saja, namun masih
ada kata-kata lain yang mengandung seolah-olah seperti magic.
Karena
kata-kata tersebut mengundang pesona, maka tidak heran
di dalam filter email mereka, mereka mengetikkan sp^m
filter untuk menyaringnya. Namun bagaimana pun juga
kata-kata tersebut sangat dahsyat, apakah Anda
menggunakan juga frase dengan kata-kata di atas untuk
sales letter Anda?
SPONSOR BARIS
HOOK
YOUR CUSTOMERS WITH SHARP THINKING & GREAT DESIGN!
-----------
English For Success (EFS) - Never too
late to learn :
Tidak perlu hadir di kelas, cocok bagi yang sibuk, untuk
tua-muda, kapan dan di mana pun Anda berada, dibimbing
pengajar yang berpengalaman, lebih berani bahasa Inggris,
Ayo kontak kami di 39830161/8
-----------
CAREERS, SUCCESS,
FRIENDS
Make it happen, you can find success with the training
you need :Personality Development, Modeling, Acting
Public Communication, Corporate Training, Executive
Program
Just CALL 5218563 ; 45223777
-----------
Peluang Bisnis MLM, Khusus bagi yang
sering gagal MLM, tidak ada TuPo, bonus harian di FormulaTotal.com
|