--------------------------------------------------------
"KONTES
- PEMIKAT REPEATED WEB VISITORS" Oleh:
Bob Julius Onggo |
Membuat suatu kontes
online yang juga disebut sebagai Sweepstakes untuk
istilah kerennya dalam dunia maya adalah salah satu cara
untuk membuat pengunjung balik lagi dan sekaligus
melihat sales promosi Anda di web korprat Anda.
Memang terus terang tidak semua orang ikut serta dalam
suatu kontes online yang Anda selenggarakan begitu juga
yang dialami oleh penyelenggara kontes tradisional.
Namun terus terang, hal ini paling tidak menambah rasa
ingin tahu atau gairah dari para pengunjugn yang ingin
mengetahui hasil akhirnya.
Tahu tidak secara psikologis, banyak dari perilaku dan
kebiasaan pelanggan kita adalah suka
membanding-bandingkan Anda dengan pesaingnya. Termasuk
membanding-bandingkan harga yang Anda miliki.
Dan menariknya mereka sering memutuskan untuk membeli
dari produk hasil dari perbandingan terakhir dari tempat
yang mereka kunjungi terakhir.
Nah itulah rahasianya, agar mereka mau datang lagi dan
mengunjungi tempat kita sebagai pendaratan terakhir
adalah dengan memiliki suatu fasilitas atau fitur
tertentu, dan salah satunya adalah sweepstakes (kontes).
Juga kalau mereka berminat dan mendafatkan untuk
bergabung dengan kontes yang Anda selenggarakan, mereka
pasti balik lagi untuk melihat siapa yang bakal menang.
Dengan adanya fitur kontes, hal ini dapat membuat bisnis
online Anda menjadi persinggahan terakhir sebelum mereka
memutuskan untuk membeli dari Anda sebagai hasil dari
keputusan membeli dari perbandingan terakhir.
Namun itu semua harus didukung oleh sales wording yang
persuasif yang melukiskan manfaat dan kenyamanan dari
hadiah yang mereka dapatkan setelah mereka memenangkan
suatu kontes online di web korporat Anda.
Artinya adalah bukan hanya mengatakan hadiahnya apa
tetapi bagaimana hadiah tersebut dapat menyenangkan Anda.
Nah untuk model dan jenis hadiahnya, bisa berikan produk
yang Anda jual kepada orang lain sehingga Anda tidak
perlu membeli produk lain yang tidak relevan dengan
produk yang Anda jual lewat situs web.
"FOLKSONOMIES -
PELUANG BARU PARA MARKETER MODERN" Oleh
: Bob Julius Onggo |
Kalau
Anda mendengar kata di atas atau folksonomies bisa jadi
Anda menebak bahwa ini adalah singkatan dari folks
economy yang memberi kesan itu adalah ekonomi rakyat,
karena memang di era media online, hal ini sangat terasa.
Lihat
saja banyak komponen pemasaran komunikasi di dunia maya
seperti web, milis, blog, RSS news, ezine, dll, apa pun
yang menjadi issue yang hangat, semua itu
dipergunjingkan secara hot. Sehingga suara rakyat dapat
mempengaruhi ekonomi lokal maupun regional dan global.
Ingat tulisan saya di WE ini tentang pengaruh diary
online di salah satu blog yang memperlihatkan
kekejaman tentara Amerika Serikat di Irak maupun cacat
mengerikan dari para tentara Amerika Serikat yang
bertugas di sana? Blog tersebut menjadi penyulut utama
maupun referensi awal dari banyak media cetak maupun
online yang akhirnya mengguncang pemerintahan bush dan
ekonomi Amerika Serikat.
Belum
lagi termasuk keributan yang terjadi di dunia maya yang
sedang ramai menuntut kekejaman Kentucky Fried Chicken
di AS yang menyalahi aturan hukum dalam memotong Ayam
seperti dapat dilihat di
www.kfccruelty.com.
Ya
memang dengan media online khususnya internet, ekonomi
suatu negara dapat dipengaruhi oleh rakyat.
Folksonomies: Folks +
Taxonomy
Namun tulisan kolom saya
kali ini bukan mengupas pengertian folksonomies seperti
di atas. Tetapi adalah salah satu tren media sosial yang
sedang dan terus naik daun dan popular sejak tahun 2004
dan patut diperhatikan di tahun 2005 sehubungan dengan
meningkatnya publik maya menggunakan tag atau
disebut juga sebagai tagging. Apa itu?
Menurut Wikipedia (wikipedia.org),
folksonomy adalah pengkategorian oleh publik maya atas
suatu content web yang disepakati bersama secara
rasional dengan menggunakan suatu label atau klasifikasi
atau kategori dan sub kategori yang disebut juga sebagai
tag atau tagging, dan ini dicetuskan oleh
seorang arsitek informasi yaitu Thomas Vander Wal.
Dalam
dunia fisik informasi, model pengkalisifikasian sudah
lama diterapkan secara hirarki dan dalam struktur
linier. Lihat saja milis atau diskusi online maupun
ezine dan direktori web, mereka semua ditempatkan
menurut suatu topik atau content berdasarkan kategori (tagging).
Tetapi
akhirnya tagging seperti ini baru terlihat terasa
fungsinya dalam trik pemasaran online setelah
dipopulerkan oleh beberapa situs yang memanjakan publik
lewat mekanisme tagging yang sangat mudah,
misalnya Flickr (http://flickr.com),
yaitu situs web yang memudahkan Anda saling berbagai
foto berdasarkan tagging tertentu, atau situs web
del.icio.us (http://del.icio.us/)
yang mirip dengan situs web Furl (http://furl.net)
yang nanti akan saya ulas atau pernah saya tulis di
Majalah Warta Ekonomi beberapa edisi sebelumnya.
Tetapi
terus terang pada prinsipnya, tidak cukup sampai di situ
saja, Dalam kesempatan lain di kolom saya ini, saya akan
coba mengupas tren tagging ini dalam
penggunaannya sebagai media
advertising.
Oke
sekarang saya balik lagi ke folksonomy yang akan menjadi
peluang menarik bagi para emarketer karena kemudahaan
prakteknya dalam membuat kategori bersama publik dengan
menggunakan kata kunci (keywords) yang Anda dengan bebas
memilihnya.
Pada
prakteknya folksonomy mengacu kepada suatu kelompok
orang yang sedang bersama-sama dan secara spontan
mengatur suatu content online informasi
berdasarkan suatu kategori, tetapi patut diingat ini
berbeda sekali dengan metode pengklasifikasian dalam
dunia fisik yang menggunakan metode
faceted classification.
Karena
fenomena folksonomy ini khususnya dapat diterapkan untuk
komunitas content maya yang tidak menganut struktur
hirarki linier dalam pengklasifikasian.
Dan
umumnya mereka yang menggunakan pengkategorian ini (tagging)
adalah pengguna utamanya, sehingga ini akan membentuk
suatu model informasi konseptual yang lebih presisi,
akurat dan relevan. Lihat saja kalau Anda menggunakan
Furl.net dan menempatkannya dalam arsip online Anda, dan
orang lain pun bisa memanfaatkannya untuk riset pula,
bukankah pengkategorian ini lebih akurat dan relevan
mengingat Anda bukan hanya pembuatnya melainkan orang
lain juga yang sering menggunakan arsip online informasi
tersebut dapat merasakan faedahnya?
Nah
tren ini akan semakin Anda jumpai di dunia maya,
mengingat banyak situs web akan semakin mengadopsi
penggunaan tags untuk menciptakan suatu struktur yang
lebih berpusat pada content yang dikerjakan bersama-sama
dengan publik seperti yang diingatkan oleh web
Technorati pada peluncuran 1a tagging mechanism
perdananya yang bisa dijenguk di (http://www.technorati.com/tag/)
namun dalam konteksnya untuk dunia blogs.
Dan
situs web lain yang bukan blog seperti portal news
seputar open source seperti OhMyNews (http://www.ohmynews.com/),
juga sudah memasukkan struktur dalam bentuk tag,
termasuk juga MetaFilter.com dan indeks dari blogs (http://www.technorati.com/)
Peluang Baru Sekaligus Ancaman
Bagi Marketer
Pernah Anda mencari image
di situs pencari gambar dan menampilkan image yang tidak
relevan? Itulah yang saya alami pula mengingat database
image yang ditampilkan dari hasil pencarian tidak
disusun berdasarkan tagging tetapi secara random.
Itulah
sebabnya saya kalau ingin mencari gambar-gambar yang
sudah relevan lebih suka menggunakan Flickr dibandingkan
Yahoo Image maupun Google Image. Karena Google dan Yahoo
Image kadang menampilkan gambar yang tidak relevan,
tetapi dengan mengunakan Flickr saya bisa mendapatkan
gambar yang lebih relevan dengan kategori yang sesuai.
Misalnya saya ingin mencari foto-foto seputar
perkawinan, ketik saja di Flickr kata
"wedding,"
maka akan muncul sebanyak 71,688 foto tentang perkawinan
(tentunya saat saya menulis kolom ini). Hasilnya pasti
lebih relevan dibandingkan Anda mencari foto perkawinan
di Google Image.
Gak
percaya? Coba saja cari gambar yang Anda sukai di
Flickr!
Kalau Anda pun merasa hal ini sebagai
bentuk kelemahan di pihak Google dan Yahoo Image, maka
kita akan melihat bagaimana pada akhirnya raja-raja
mesin pencari ini akan kelak menggunakan fungsi
tagging dalam proses pencarian informasi atau image
yang lebih spesifik secara konteks di halaman hasil
pencarian. Karena sekarang ini hasil pencarian situs
pencari berbeda dalam hal relevansi yang paling relevan
dibandingkan dengan hasil pencarian dari tagging
karena ini didasarkan atas kolaborasi bersama untuk
kepentingan atau paling tidak untuk konteks yang mirip.
Anda tidak perlu heran kalau tags bisa
digunakan untuk hal yang positif atau negatif, di dunia
ini banyak utilisasi apa pun dapat digunakan untuk dua
maksud yang berbeda.
Terus terang folksonomies tetap memiliki
peluang maupun ancaman bagi para pelaku pemasaran.
Mengapa? Tags memang membuat segalanya mudah dalam
pembuatan kategori (tagging) baik bagi pengguna
maupun pesaing Anda berkenaan suatu topik atau produk
maupun brand tertentu yang mereka sedang riset atau
pantau. Tetapi sebaliknya, kemungkinan pesaing Anda
mencuri informasi hasil riset maupun melakukan bias
pada produk atau bisnis Anda juga sesuatu yang tidak
bisa dipungkiri atau dilupakan.
Tetapi setidaknya dengan tags di Flickr,
Anda bisa memantau tags produk atau perusahaan atau
branding Anda, apakah ada yang berbicara positif atau
biased, seperti misalnya sebelum Anda melakukan product
launching, apakah sudah ada kabar-kabar (buzz) di dunia
maya yang sudah hangat mengeksposnya sebelum akhirnya
resmi diungkapkan saat grand launching, seperti halnya
terjadi pada Kijang Innova di Indonesia bahkan sebelum
launching. Kalau buzz-nya bagus tidak apa tetapi kalau
jelek, hayo?
Folksonomy – Mengapa tidak?
Menariknya dengan folksnomony ini dapat
mengungkapkan kepada publik maupun Anda mana kastemer
yang loyal.
Juga metode folksonomy adalah model
pengorganisasian informasi dan aplikasi khususnya untuk
situs-situs web yang memiliki content yang besar dan
visitors tidak perlu ragu-ragu apakah informasi yang
dicari relevan atau tidak, mengingat informasi yang
dicari tersebut pun ditampilkan dari informasi yang
telah dikumpulkan oleh periset sebelumnya. Sehingga hal
ini membentuk suatu network informasi yang sangat
sangat relevan.
Mari kita lihat betapa indahnya kalau
semakin banyak orang juga di Indonesia memahami apa itu
tags, dan cara kerjanya dan mengapa itu sangat penting,
maka referensi pun dapat diperoleh dari dunia folksonomy,
seperti misalnya Anda seorang reporter atau wartawan
berita dan Anda menggunakan Technorati untuk mencari
berita-berita terkini dengan topik “current affairs”,
maka Anda akan disuguhkan dengan posting blogs, foto dan
info terkini yang di-tagging oleh technorati
berdasarkan tag tersebut.
Atau contoh lain misalnya Anda masuk ke
situs web Moco Loco (MocoLoco.com) yang merupakan situs
web majalah desain kontemporer, sudah ada 171 orang (saat
saya mengecek) yang mengerjakan informasi seputar kata
“design”, artinya kalau Anda seorang desainer, bukanlah
lebih mudah untuk mencari informasi yang sudah diriset
oleh mereka seputar konteks desain?
Jadi intinya folksonomies adalah peluang
bagus bagi para marketer, periset, reporter, dan kaum
PR. Pantas dimanfaatkan segera. Belum pernah Anda
menggunakan? Cobalah bereksperimen ! Anda tidak perlu
menjadi follower menunggu sampai portal web atau
para pemain web di Indonesia sudah menerapkan model
folksonomy seperti ini.
SPONSOR BARIS
Gratis berbulan-bulan, BONUS Pulsa 20%
untuk setiap isi ulang FLEXI Trendy, Mana tahaaan. . .!
Segera isi ulang flexi trendy anda agar komunikasi tetap
lancar, karena promosi ini hanya berlaku hingga Juni
2005
-----------
Apa pun Smartphonenya Hanya Satu
VENTUS! - Mobile Email untuk kecepatan komunikasi, lihat
info@ventusmobile.com
-----------
Jangan repot-repot kalau Anda perlu
hiasan tanaman atau bunga hidup serta dekorasi tanaman
pot atau bunga pot, kami bisa membantu Anda untuk
menyewakannya, ya Anda tinggal rental saja ke kami, info
detail bisa
dilihat di sini!
-----------
Choose the alternative pathway to a
british post graduate degree in association with LIBT
and Brunei University. For further info go to our
website www.libt.uk.com
-----------
|