Untuk menjadi tokoh istimewa bukanlah hal yang mudah.
Ada berbagai penghargaan – Man of the Year, Woman of the
Year, Entrepreneur of the Year - untuk kategori terbaik
dan terburuk entah itu untuk seorang pria, wanita, benda
atau untuk suatu ide yang paling berpengaruh selama
tahun berjalan.
Tak aneh kalau “Endangered Earth” pun pernah
mendapat julukan Man of the Year Winners 1988 oleh
majalah Time. Namun tahun 2006, dengan munculnya WWW,
ini telah menjelma menjadi semacam kendaraan untuk
mengumpulkan semua wacana dari jutaan manusia dan
menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi manusia itu sendiri,
karena itu tahun 2007 adalah tahun yang khusus bagi Anda.
“Sejarah dunia adalah biografi dari seorang tokoh,”
demikian kata seorang filsuf skotlandia, Thomas Carlyle.
Ia meyakini bahwa tokoh semacam itu sangat sedikit, dan
hebat serta terkenal dan mampu menciptakan suatu kodrati
yang unik bagi kita semua manusia yang bagaikan spesies
makhluk hidup.
Dan kenyataannya dengan kehadiran media internet
serta revolusinya maka tokoh untuk tahun ini - ANDA. Dan
yang paling cocok adalah ANDA, sebagai entitas manusia
yang menjadi sorotan sebagai tokoh tahun ini.
Tak heran Majalah TIME edisi 13 Des 2006 mengukuhkan
bahwa ANDA adalah tokoh tahun 2006 dan akan berlanjut
hingga tahun 2007.
Terlepas dari semua yang menyakitkan terjadi di tahun
2006 ini, mulai dari perang berdarah yang terus
berkecamuk di Irak, pergolakan berdarah berkepanjangan
di Israel dan Libanon yang terus mewarnai kekerasan di
timur tengah, termasuk juga kekacauan koneksi internet
hingga memasuki awal tahun 2007, dan kenyataan
menyedihkan bencana banjir di ibukota kita.
Kalau ibukota saja tidak sanggup mengatasinya apalagi
mengatasi banjir yang ada di daerah (isu ini sangat
populer di blog rovicky.wordpress.com)
Namun kalau kita lihat lensa tahun 2006 melalui lensa
yang berbeda maka kita akan menyaksikan bagaimana kisah
revolusioner mengenai komunitas dan kolaborasi yang
belum pernah terjadi dalam suatu sejarah peradaban
manusia.
Ini adalah “cosmic compendium of knowledge” yang
dijuluki oleh Wikipedia dan jutaan manusia yang ada di
dalam jaringan maya YouTube dan para warga metropolis
maya MySpace.
Kolaborasi antar individu-individu ini sangat kuat
dan mampu membantu satu sama lain, seperti yang pernah
saya tuturkan di kolom ini, bagaimana media WWW sangat
membantu dalam kolaborasi menolong para korban bencana
alam dalam menemukan mereka yang hilang sampai bahkan
meruntuhkan tirani. Ya kolaborasi maya ini tidak hanya
akan mengubah dunia, tetapi juga mengubah cara dunia ini
berubah.
World Wide Web lah yang memungkinkan hal itu. Uups
nanti dulu. Maksud saya bukan WWW yang dirancang oleh
Tim Berners-Lee dan kawan-kawan (15 tahun yang lalu,
menurut Wikipedia) sebagai media kolaborasi antar para
ilmuwan dalam melakukan serta berbagi riset.
Juga tidak ada kaitannya dengan overhyped dotcom dari
dunia WWW di penghujung tahun 1990-an. WWW yang dimaksud
ini sangat jauh berbeda. Makhluk online yang berbeda.
Yaitu WWW yang sanggup untuk menyatukan semua kontribusi
wacana yang diberikan oleh jutaan orang di dunia maya
dan membuatnya menjadi sesuatu yang bermanfaat.
Para konsultan Silicon Valley menyebutnya sebagai Web
2.0, Aneh ya penamaannya? Apa sih sebenarnya? Memang
kedengarannya seolah-olah bagaikan versi baru dari suatu
software yang sudah kuno.
Benar-benar revolusioner. Web 1.0 adalah WWW yang
berpusat pada halaman-halaman web. Namun Web 2.0
berpusat pada manusianya. Maksudnya bukan para selebriti
yang muncul di layar lebar atau para pakar yang mengisi
kolom Warta Ekonomi. Web 2.0 dibentuk dari para pehobi,
penulis amatiran, para manusia yang senang bercengkerama
di media percakapan dunia maya karena sangat gila
mencintainya.
Suara-suara mereka menyiratkan opini mereka apa
adanya tanpa disunting mulai dari Libanon, Indonesia
hingga Beijing. Bahkan Anda pun bisa mengejutkan orang
Amerika bagaimana kita bisa membuat tempe atau iri
melihat gaya hidup para olahragawan negeri Paman Sam
yang sangat glamour hanya lewat tampilan video yang
ditayangkan di YouTube—yang tanpanya Anda harus menonton
beberapa channel TV.
Lewat Web 2.0 kita bukan hanya penonton, kita bisa
bergabung. Ikut mengisi di Facebook dan Second Life
avatar atau juga sekaligus ikut meninjau buku-buku di
Amazon dan merekam serta mendengarkan podcast. Tak hanya
begitu saja, mereka mencemburkan diri kampanye lewat
blogging.
Juga lihat mereka yang sambil bekerja namun
nyolong-nyolong mereka eksekusi mati Saddam Husein lewat
kamera foto amatiran dan menggegerkan pihak-pihak yang
pro dan kontra di semenanjung Arab. Juga lihat mereka
yang membangun open-source software hingga peluncuran
Windows Vista.
Web 2.0 mengandung kebodohan sekaligus hikmat dari
banyak individu. Lihat saja Anda pun bahkan bisa
tergugah dan sedih membaca beberapa komentar di situs
social yang mengedepankan masa depan kemanusiaan.
Itulah yang membuatnya menarik. Web 2.0 merupakan
eksperimen social yang massif dan seperti halnya
ekperimen yang lain perlu dicoba. Belum pernah
sebelumnya, bahkan bakteri pun tidak tahu caranya hidup
dan bekerja bersama di planet ini selain ANDA yang
sekarang berjumlah lebih dari 6 miliar.
Ya tahun 2006 memberikan kepada kita pencerahan. Ini
merupakan peluang untuk membangun suatu pemahaman dengan
jenis yang baru namun dengan skala global, bukan dari
kalangan politikus untuk politikus, selebriti ke
selebriti, namun masyarakat ke masyarakat, individu ke
individu.
Web 2.0 tidak akan menyukai para jenius yang suka
menyendiri seperti Einstein, Edison, Mozart, dll—orang-orang
jenius seperti itu kelak harus belajar untuk
berinteraksi dan berkolaborasi dengan yang lain. Web 2.0
berisi orang-orang yang extrovert.
Lihat banyak perusahaan yang menjalankan kontes
desain untuk publik. Juga Reuters yang memuat posting
blog yang berisi news feed yang berada di salah satu
kolom di sisinya. Microsoft juga berupaya mati-matian
untuk menghadapi pesaing utamanya sekarang Linux.
Produktivitas serta inovasi menjadi ciri utama dari
ledakan di tahun ini, tahun ekonomi intelektual global
yang sarat akan sumbangsih jutaan pikiran.
Karena itu sekali lagi siapa orang-orang ini?
Bukankah Mereka atau individu-individu dan Anda yang
terus memiliki komitmen dan waktu ”untuk menjalankan
kehidupan yang agung dan penuh kontribusi” seperti yang
disinggung oleh Stephen R Covey di buku the 8th habit –
melalui media global untuk membangun dan menemukan
demokrasi baru dalam lingkup digital?
Dulu kalau orang kesal,
paling unek-uneknya ditulis dan dikirim ke surat pembaca
di majalah atau surat kabar nasional. Sampai sekarang
praktek ini pun terus dilakukan oleh banyak orang yang
kesal akan ketidakadilan atau merasa diperlakukan tidak
adil oleh kalangan berwenang atau suatu organisasi
tertentu.
Sayangnya kekesalan mereka
hanya terbatas pada ungkapan berupa teks. Namun sekarang
dengan hadirnya portal web berbagi video (video
sharing), unek-unek atau kekesalan tersebut dapat di-posting
di portal web tersebut. Ungkapan kekesalan tersebut
dapat diekpresikan secara multimedia.
Web berbagi video seperti
ini, dipermudah dengan telah semaraknya ponsel berkamera.
Hampir semua portal web kelas dunia menyediakan hosting
untuk berbagi video, baik Yahoo, Google, MSN, MySpace,
dll, memang saat ini users share terbesar masih dipegang
oleh YouTube yang telah dibeli oleh Google. Dan Google
pun memasukkan links nya di halaman SERP – nya.
SIAPA PUN DAPAT KE’KATROL’
KE ATAS ATAU KE BAWAH
Sudah sejak lama memang,
orang sering mendokumentasikan berbagai adegan, entah
untuk mencemarkan nama baik atau melampiaskan kekesalan
atau sebagai branding maupun menggapai ketenaran,
misalnya lihat saja bagaimana seluruh saluran TV lokal
di Indonesia memanfaatkan beberapa portal web berbagi
video untuk mem-branding hamper seluruh program acara TV
mereka, kecuali anteve sangat sedikit sekali menggunakan
portal web jenis ini untuk mem-branding program-program
TV mereka. Karena manfaat ganda yang diperoleh dari
semua selebriti maupun tokoh masyarakat lainnya yang
muncul di TV, otomatis akan ikut di-endorse dengan
munculnya mereka di portal web berbagi video tersebut.
Misalnya nama komedian
solo “Tukul Arwana” otomatis akan ke”katrol” lewat
program acara “Empat Mata” yang juga di-upload oleh
TransTV maun Trans7, hal itu dapat dilihat dari jumlah
results yang diperolehnya. Namun bagi mereka yang
terkenal hanya di berbagai media cetak, tetapi tidak
muncul di layar kaca, umumnya nama mereka tidak
ter-‘katrol’ lewat branding di web berbagi video
tersebut.
REVOLUSI MEDIA
Efek dari web berbagi
video ini sangat multiplier dampaknya berkat ponsel
berkamera dan akses internet. Kombinasi antara keduanya
– murah, mudah dan gratis penayangannya – dapat membuat
siapapun yang meng-upload maupun korban yang dibidik
dapat menjadi selebriti publik.
Namun untungnya web
berbagi video seperti ini bisa dijadikan barometer oleh
public agar pihak berwenang menjalankan wewenangnya
dapat diilhat secara transparan. Masih ingatkah tewasnya
salah satu orang yang dipelonco di sekolah militer di
Jakarta? Ya kebrutalan pihak senior atau mereka yang
berwenang dan berlaku seenaknya akan sangat dinanti oleh
pihak public apabila public bisa melihat tayangannya di
web berbagi video ini.
Selain bagi pihak korban
dan pihak yang membidik serta menayangkannya di web
berbagi video ini akan menjadi terkenal, tindakan ini
akan dengan mudah membantu pihak peradilan di negeri ini
menjatuhkan sangsi. Sehingga hukum di Negara kita
benar-benar didorong oleh suara rakyat, bukan oleh
mereka yang berkuasa dalam hal uang dan power.
Kebrutalan pihak berwenang,
memang bukan barang baru dan bukan milik Indonesia saja,
misalnya, cobalah masuk ke YouTube.com, dan ketikkan di
kotak kecil pencarian “police brutality”, dan Anda akan
menemukan lebih dari 780 klip video kebrutalan polisi
mulai dari Mesir, Hongaria, Amerika Serikat dan kalau
Anda ketikkan kata “polisi brutal”, Anda pun akan
menemukan tayangan klip video tentang kebrutalan polisi
di Indonesia, bayangkan kalau masyarakat kita sudah tahu
cara meng-upload klip video jenis ini ke web.
Ponsel berkamera dan akses
web berbagi video telah membuat revolusi di bidang media
dan jurnalis. Ini telah menjadikan kita layaknya seorang
paparazzi yang dikit-dikit memegang kamera dan
menjepretnya lalu membiarkan dunia melihatnya, bak
telepati global. Lihat juga tayangan klip video pemboman
menara kembar dengan mengetikkan “9/11” atau melihat
klip video pemboman di bali dengan mengetikkan frase
“bali bomb”.
Kita pun tidak ada
salahnya perlu mensosialisasikan penggunaan YouTube dan
beberapa situs berbagi video kepada pihak intelijen,
atau mereka yang memegang kamera mata-mata yang
mengawasi berbagai tempat penting di Indonesia agar
mereka pun dapat serta merta dapat menayangkannya di web
berbagi video, agar masyarakat kita pun dapat melihat
kejadian-kejadian tertentu yang terjadi seperti misalnya
kejadian pemboman di Bali dan di Kuningan – Jakarta yang
juga tertangkap oleh satu kamera pengawas.
Nah bila kemampuan
menjepret kamera dan menaruhnya (upload) di suatu media
menjadi bagian dari masyarakat yang melek ponsel
berkamera dan melek internet, maka ini akan dapat
menghapus kesenjangan antara wartawan foto professional
dan amatiran, sebagaimana dikatakan oleh Direktur
Program Telekomunikasi Interaktif dari New York
University, Clay Shirky, “Sulit dibantah kalau paparazzi
tidak lebih dari sekadar jurnalis foto yang menjepret
gambar dari suatu pemboman kereta api di London dan
meng-upload-nya.”
Namun bahkan keduanya akan
saling dibutuhkan oleh para jurnalis berita, mengingat
tidak semua jurnalis foto diperkenankan untuk meliput
suatu event rahasia. Lihat saja mereka yang
mem-video-kan digantungnya Saddam Husein, Anda mau tahu
saat Saddam Husein digantung mati? Silahkan ketikkan
frase “Saddam Husein” di YouTube.
Konten berita teks masih
mudah disalahgunakan dan dimanipulasi, namun kalau
konten berita dalam bentuk video, jauh lebih sulit
dimanipulasi kontennya, bayangkan andaikata ada yang
menjepret rapat pleno MPR DPR lalu meng-upload klip
video yang berisi suasana rapat yang anggota-anggotanya
sering duduk tertidur atau tidak saling memperhatikan
namun sibuk ber-SMS ria atau perkelahian antar anggota
DPR!
Penggunaan videografer
semasa kampanye di bidang politik sudah umum digunakan
di Amerika, seperti yang dilakukan oleh videografer
senator Allen, yaitu S.R. Sidarth, yang menayangkan
lawan main politiknya, Jim Webb dan menayangkan klip
videonya di YouTube untuk mengkompor-kompori kontroversi.
Bagaimana efeknya? Klip
video singkat ini - yang ditayangkan di YouTube - lebih
bersifat jujur, obyektif, extreme close-up, transparan
dan apa adanya tanpa dibuat-buat dibandingkan tayangan
berita di TV yang pemred dari stasiun TV tersebut harus
berhati-hati apabila ditayangkan di suatu berita video.
Awas ini Indonesia bung!
Coba lihat bagaimana kasus
seperti ini dapat kita tiru demi memilih para anggota
DPR/MPR yang bermoral baik dan komitmen, seperti yang
terjadi pada Senator Montana, Conrad Burns yang duduk
tertidur pada saat mendengarkan rapat senat. Posisi
tertidurnya Conrad di posisi duduk diabadikan dan di-upload
di situs YouTube, dan Conrad Burns menjadi YouTube Star.
Anda tahu akibatnya?
Conrad Burns kalah dalam pemilihan namun rivalnya
Senator Joe Lieberman dari partai Demokrat mendapat
kemenangan. (Anda bisa lihat klip nya dengan mengetikkan
“sleeping in senate hearing”.
Nah ada yang berani
mengabadikan dengan “empat mata” - mata kamera, mata
media dan mata TV serta mata YouTube - suasana rapat
DPR-MPR bila ada dari para anggotanya tertidur dalam
posisi duduk atau bertingkah laku tidak senonoh bahkan
berkelahi? Juga sudahkah di antara para pembaca yang
telah memanfaatkan video branding untuk kepentingan
produk atau seputar kehidupan sosial ekonomi dan politik?
Jadi Web YouTube dan
sejenisnya telah menjadi ‘media outlet’ dan sebagai
kekuatan sosial – suatu tempat di mana ide, gambar,
audio dan video menyebar secara instan, murah,
demokratis dan anarkis. Apakah YouTube telah menjadi TV
Branding bagi Anda?
SPONSOR BARIS
Bagaimana TV Terkecil di dunia memeriahkan dan
menambah pengalaman baru dalam menonton TV
-Best Design - Slim Fit TV - Natural Scan - Generasi TV
Layar Datar, semua ada
di
sini
-----------
LELANG
barang-barang seni dan lukisan artistik seni hanya di
TREASURES FineArtAuction, info lebih jelas dapat dilihat
di
http://www.treasuresauction.com