--------------------------------------------------------
TAG
MARKETING
Oleh : Bob Julius Onggo
* |
Ciri khas
manusia adalah bercengkerama satu dengan yang lainnya.
Kita adalah makhluk yang tidak bisa hidup sendirian.
Halnya sama dengan bisnis. Keduanya harus memanfaatkan
jejaring social agar dapat tumbuh dan berkembang. Konsep
ini berlaku dalam platform bisnis online maupun fisik.
Karena itu,
penggunaan “tagging” akan menjadi sangat penting bagi
para pemasar di era internet ekonomi ini, mengapa?
Karena tag yang dipilih secara cermat untuk segala
sesuatu yang menyangkut bisnis dan produk Anda, maka ini
akan mengarahkan pangsa pasar Anda yang menggunakan
media internet untuk masuk ke web Anda yang menawarkan
jasa dan produk bisnis Anda.
Tag
biasanya pendek, satu atau dua kata saja. Lewat
del.icio.us Anda bisa membuat deskripsi yang menggoda
untuk produk atau bisnis yang Anda pasarkan, Lewat
Flickr, Anda bisa letakkan gambar produk dagangan Anda,
lewat YouTube, Anda bisa tayangkan video yang
menandaskan manfaat akan solusi dari service dan produk
Anda yang hebat yang mendatangkan solusi untuk pasar
yang membeli produk Anda, sekaligus testimony dari para
pengguna barang Anda, lewat Last.fm perdengarkan
“salestalk” Anda yang menggoda calon buyers Anda dengan
nada yang persuasif dan informatif.
Tambahkan
redaksi untuk semua produk dan service Anda serta
portofolio dan testimony pelanggan Anda lewat blog yang
di-feed di Technorati. Pilih apa dan berapa banyak tag
yang Anda ingin tentukan di media online, karena itu
semua mencerminkan bagaimana Anda menata informasi
produk, khususnya untuk konteks informasi bisnis Anda.
Dunia web sekarang menjadi enabler untuk bercengkerama
satu sama lain. Menjadikannya manusiawi daripada egois
terhadap satu sama lain. Tayangan video amatiran, blog
dan podcast bukan saja dikelompokkan ke dalam kategori (baca
: tagging) oleh pembuatnya, melainkan juga oleh siapa
pun yang suka akan kontennya dan kemudian melakukan
tagging terhadapnya.
Tagging
sedemikian, keduanya baik oleh penciptanya maupun mereka
yang menggunakan system tagging semacam del.icio.us,
sama-sama memberikan fungsi pencarian dan jejaring
sosial, demikian menurut laporan terbaru dari Pew
Internet & American Life Project.
"Berjuta-juta
orang di dunia maya, dapat memiliki opini dari apa yang
mereka pikir dan katakan mengenai apa yang mereka lihat
dan dengar. Dengan demikian menjadi informasi yang
krusial yang dapat dikoleksikan untuk membentuk gagasan
baru bersamaan dan informasi terkini sepanjang lautan
informasi super cepat tak terbatas yang kita ciptakan
untuk kita sendiri," demikian kata David Weinberger, si
penulis dari laporan yang dirilis oleh organisasi di
atas. (lihat www.pewinternet.org/PPF/r/201/report_display.asp)
Mungkin
tidak ada konten berbagi yang memiliki komentar dan
tagging sedemikian banyak dibandingkan dengan konten
video. Trennya adalah konten berbagi video diperkirakan
meningkat hingga 55% dari konten video online di tahun
2010, kenaikan 49% sudah bakal terjadi di tahun 2007,
demikian laporan Januari 2007 oleh Screen Digest
(screendigest.com)
TAGGING
– MEMBUAT PRODUK ANDA DI WEB MUDAH DITEMUKAN SECARA
RELEVAN
Seperti tayangan yang sempat popular di Indonesia
America's Funniest Home Videos, demikian pula tayangan
video dan iklan video, frekuensi munculnya akan sangat
ditentukan oleh konsumen audiens itu sendiri bak suatu
kontes yang diprakarsai oleh para marketer itu sendiri,
dan bila dalam konteks menyebarkan “word of mouth”
tentang suatu video online, system tagging berperan
dalam membuat system pencarian menjadi lebih mudah
karena dikelompokkan dalam kategori yang lebih tertata,
walaupun tidak sedikit users yang meng-upload video gak
jelas dan kabur dalam menetapkan tag untuk video online
tersebut di mana si uploader, bingung dalam penetapan
tag. (lihat en.wikipedia.org/wiki/Tags)
“Namun system tag bagaimanapun secara fundamental
memiliki nilai social,” kata Stewart Butterfield, salah
satu pencipta Flickr. Ide dibalik sistem tagging memang
sangat simple, tetapi membuatnya sangat kompleks. Lebih
dari satu dasawarsa, cara utama untuk mengkategorikan
dan menemukan informasi di internet adalah melalui
algoritma otomatis dari situs pencari, yang sekarang
terbukti kurang presisi dan relevan. System melalui
tagging akhirnya sekarang diadopsi demikian jelas situs
web technorati.com/tag/tagging.
Sama seperti halnya “folksonomies” (lihat tulisan saya
di WE beberapa edisi yang lalu), system tagging biasanya
diciptakan oleh si pemakai fasilitas online itu sendiri,
sedangkan si pemilik web itu sendiri tidak, sehingga
membuat banyak online services lebih mudah diakses dan
berguna dibandingkan sebelumnya. Hal ini nyata dalam hal
konteks social seperti yang telah diterapkan pada blog,
penanda situs web online berbagi (shared bookmarking),
fotografi dan bahkan buku.
Secara filosofis penggunaan tagging sangat konsisten
dengan gaya pemikiran social yang sebenarnya sudah ada
di saat ditemukannya internet, sehingga siapa pun
pengguna internet memiliki kuasa untuk mencari dan
membuat kategori informasi yang mereka pikir bakal
bermanfaat bagi yang lain. Mengapa? Karena tagging
memudahkan materi informasi tersusun tidak acak-acakan,
sehingga kontennya akan lebih mudah ditemukan dan saling
berbagi secara intuitif, inilah konsep yang disebut
ontology (techessence.info).
TAGGING – ANDALAN PARA MARKETER DAN PR
DI ERA PASAR BEBAS
Meskipun Anda bisa menjadi kreatif dan menggunakan kata
atau singkatan apa pun sebagai tag. Anda hendaknya
menggunakan tag sama cermatnya seperti Anda menyusun
keyword atau frase yang mewakili produk dan bisnis Anda
di bidang search advertising. Menyusun tag yang akan
membuat calon buyers masuk ke informasi yang telah Anda
tag, tidak jauh berbeda dengan penyusunan keywords yang
memiliki potensi traffic yang tinggi.
Pasar Anda
sering kali browse informasi yang telah di-tag, sehingga
membentuk kata generic dan menjadi tag yang ampuh.
Misalnya tag “balon” dan “promosi” atau “balonpromosi”,
akan sangat ampuh untuk menggiring calon pembeli yang
akan menggunakan balon promosi sebagai media iklan
mereka masuk ke laxxo.com. Jadi system navigasi saat ini
bukan lagi tombol-tombol di situs web tetapi juga tag
untuk menentukan identitas lokasi dari suatu service
atau produk online yang dicari. Jadi mengapa tidak mulai
manfaatkan tagging?
TAGGING IS YOUR SALESMAN?
Jika Anda kurang yakin bagaimana menggunakan tag yang
spesifik, masuklah ke search services yang support
dengan tag. Karena audiens menggunakan tag untuk mencari
informasi, produk, gambar, audio atau video sehingga
produk Anda yang ditaruh di web akan semakin “stands out
among the crowd”, meminjam istilah dari tagline Honda
CRV – sehingga mendatangkan lebih banyak order karena
minat calon buyers diarahkan ke produk atau service Anda.
Jadi jelas Tagging can be your salesman.
"SURAT
KABAR -
DARI CETAK - ONLINE - HIBRID
Oleh
: Bob Julius Onggo* |
Bayangkan suatu Negara
yang sudah memiliki infra struktur akses internet yang
murah dan mudah diperoleh di mana saja dan kapan saja!
Apalagi industri berita (news) menjadi semakin mudah
diperoleh dan sangat murah bahkan tidak perlu bayar
biaya langganan.
Dan media tersebut
semata-mata hidup dari sponsor atau iklan. Akan tetapi
dilihat dari sudut teknologi tinggi dan nirkertas, para
pelaku industri harian surat kabar cetak ada yang
was-was ada juga yang tetap optimis akan masa depan
bisnis mereka.
Mengapa ada yang was-was?
Hal itu tidak mengherankan, karena cukup banyak dari
para pembaca yang melek internet dan memiliki akses
internet, mereka lebih memilih tidak berlangganan satu
pun berita cetak, bila mereka ingin mengetahui berita
hari ini, mereka tinggal menyalakan TV atau TV internet
atau konek ke beberapa portal news favorit mereka.
Ditambah lagi fakta
mengejutkan menyusul Apa yang terjadi pada majalah
InfoWorld – majalah tua berusia 30 tahun - yang beralih
dari media cetak menjadi media online, kemudian menyusul
San Francisco Chronicle yang sedang bermasalah, menyusul
perdebatan panas di dunia blog, blogosfir. Konsensus
umum menyatakan : print is dead.
Menyusul di awal tahun ini,
Phil Bronstein Pemred dari SF Chronicle menggelar rapat
“darurat” soal PHK dan peringatan pentingnya menekan
penghematan biaya.
Ditambah lagi InfoWorld juga telah mengkonfirmasi
adannya rumor bahwa majalahnya akan muncul dalam edisi
digital sejak bulan April 2007 dan tidak lagi akan
menggunakan format cetak serta pengiriman majalah lewat
pos.
Juga mengganti format
digital dari suatu majalah cetak akan menghemat biaya
operasional hingga 70-80 persen. Nah gara-gara berita
dan rumor seperti itu, maka serta merta para blogger
langsung menayangkannya menjadi suatu berita “hot”, dan
menganggapnya media cetak bakal punah, beberapa cuplikan
rumor di media blog sebagai berikut:
"Gak bisa dibayangkan kalau 20 tahun lagi semua orang
tinggal mencetak berita (news) langsung dari internet .
. . .," demikian kata pemilik TechCrunch (crunchnotes.com),
Michael Arrington.”
"Sudah jelas bahwa bisnis news yang kita ketahui sedang
bermasalah," kata Tim O'Reilly (radar.oreilly.com).
"The New York Times, The Wall Street Journal dan harian
kondang lainnya seperti (USA Today?) cepat atau lambat
go digital . . .," demikian kata Stowe Boyd (stoweboyd.com).
Dengan adanya koneksi internet yang murah dan mudah
diperoleh di mana-mana, "kebanyakan surat kabar setempat
(di Amerika Serikat) mendekati situasi sekarat."
PUNAH – APAKAH TERLALU
BERLEBIHAN?
Apakah semua blogger
setuju dengan rumor, bakal punahnya media cetak dan
beralih ke media digital? Rupanya segala rumor tersebut
bertentangan dengan statistik yang ada di dunia industri
berita. Salah satu blogger terkemuka menganggap rumor
seperti itu sekadar suatu perspektif belaka. Bahkan di
antara para blogger pun saling bertentangan pendapat dan
saling menyerang sehubungan topik di atas. “Pernyataan
satu pakar bukan berarti mewakili opini publik secara
keseluruhan,” tulis Mark Evans (markevanstech.com),
begitu pula apa yang telah terjadi pada satu media belum
tentu mewakili media yang lain secara keseluruhan.
“Media cetak bakal punah,
sebenarnya itu terlalu berlebihan . . .,” tandas David
Greer, Direktur dari Kentucky Press Association. Mengapa?
Karena fakta bahwa sirkulasi cetak tetap diminati oleh
public. “Konten tetap paling penting. Jika Anda memiliki
konten yang paling berkualitas, maka media apa pun yang
digunakan untuk mendistribusikannya tidak akan terlalu
penting,” demikian lanjut Greer.
Penilaian di atas
sepertinya cocok dengan hasil laporan dan riset yang
lain. Pew Internet and American Life Project melansir
suatu studi riset di bulan Februari 2007 yang
menyingkapkan bahwa dari mereka yang disurvei,
kebanyakan dari mereka tetap menyukai media cetak karena
sejumlah alasan psikologis dan kenyamanan membaca namun
bukan alasan teknis.
Juga menurut wan-press.org
(World Association of Newspapers), sirkulasi suratkabar
global meningkat sekitar 10% dalam 5 tahun terakhir,
tepat pada saat meledaknya DotCom. Di seluas dunia, ada
lebih dari 1.4 miliar surat kabar berlangganan, dengan
450 juta oplah yang dibeli oleh pembacanya setiap hari.
"Jelas bertentangan dengan
rumor bahwa media cetak bakal punah," kata CEO WAN,
Timothy Balding. Yang jelas menurut Pew Survey atas
survey dari pilihan public terhadap pengalaman membaca
mereka, banyak public tetap menyukai harian tercetak.
Lihat juga penjualan surat kabar cetak seluas dunia
meningkat hingga 33 sampai 34 persen.
Juga yang kita tidak
sadari, kalau terjadi gempa di daerah kita dan bencana
internet, maka surat kabar cetak tetapi menjadi pilihan,
dan di komunitas kecil, masyarakat sangat setia terhadap
harian tercetak, dan terhadap mereka kita masih akan
melihat situasinya lagi hingga 30 atau 40 tahun lagi.
SURAT KABAR HYBRID –
SIAPKAH?
Adanya perjuangan
hidup-mati dari beberapa media cetak seperti disebutkan
di atas yang terjadi pada infoWorld dan San Fransisco
Chronicle sehingga meletupkan gossip di blogosfir akan
lonceng mati dari harian media cetak ini merupakan suatu
pernyataan yang terburu-buru dan tidak realistis.
Jelaslah mati dan hidupnya suatu komoditi sudah lumrah
baik sejak zaman dulu maupun sekarang. Sama seperti
kasus timbulnya email tidak mematikan surat tradisional
namun menyediakan pilihan bagi users untuk menggunakan
salah satu atau dua duanya.
Namun sebaliknya
dibandingkan harus memilih format cetak atau digital,
paling baik keduanya -- khususnya dalam format media
hybrid, seperti yang dikembangkan oleh raksasa surat
kabar Hearst Corporation dalam kemitraannya bersama
Microsoft lewat aplikasi downloadable untuk membaca
surat kabar hybrid.
Lewat format hybrid inilah
mereka menyebutnya “digital reading experience” yang
memungkinkan seluruh surat kabar dapat di-download dalam
waktu 2 menit dan dibaca persis seperti format surat
kabar atau majalah cetak. Jadi siapa mau duluan menjadi
pemainnya di negara kita? Siapkah?
SPONSOR BARIS
Kehabisan kursi kuliah untuk para audines Anda?
Gak usah takut, hubungi kami untuk soal rental
sewa korsi mahasiswa
belajar, entah untuk lingkungan
perusahaan atau sekolah atau pun seminar maupun
universitas.
-----------
Untuk
keperluan berbagai perkakas plastic welding mapun berbagai perlengkapan dan bahan cleaning machine bisa
cek ke
BransonUltrasonics.com silahkan hubungi
PT
Global Mega Indonesia
-----------
Bagaimana TV Terkecil di dunia memeriahkan dan
menambah pengalaman baru dalam menonton TV
-Best Design - Slim Fit TV - Natural Scan - Generasi TV
Layar Datar, semua ada
di
sini
-----------
LELANG
barang-barang seni dan lukisan artistik seni hanya di
TREASURES FineArtAuction, info lebih jelas dapat dilihat
di
http://www.treasuresauction.com
|