Pertanyaan di atas adalah salah satu pertanyaan yang
sering ditanyakan dan didiskusikan. Lihat saja bagaimana
pertanyaan ini muncul dalam diskusi panas di surat kabar
New York Times di hari Minggu akhir Juli 2006 khususnya
di seksi digital domain. Diskusi tersebut adalah
lanjutan dari Konferensi yang bertema “CEO Blogging”
yang diadakan di bulan Mei 2005, di New York.
Betul
memang tidak sedikit, umumnya CEO pada gaptek tetapi ada
juga yang tidak gaptek. Ada CEO yang “extrovert”
ada juga yang “introvert”. Ada juga CEO yang suka
“nyambi” di luar ; ada juga yang tidak mau karena sudah
terlalu kelimpahan secara financial. Dan biasanya CEO
yang suka “nyambi” adalah CEO yang berasal dari lini
pekerja professional dan bertujuan untuk mengorbitkan
nama maupun produk serta organisasi di mana mereka
bekerja sebagai “white collar” agar identik ganda
melekat antara dirinya dan perusahaannya ; Sedangkan CEO
yang tidak “nyambi” adalah karena mereka menjadi besar
lewat bisnisnya yang sukses dan “kelimpahan”.
Pro,
kontra dan diam menyelimuti perdebatan ini mengingat
tidak sedikit CEO telah melakukan blogging seperti CEO
Boeing atau Sun Microsystem maupun CEO Apple, namun
kenyataannya, mulai dari sutradara kondang, Steven
Spielberg hingga CEO Microsoft, Steven Ballmer atau
Chairman sekelas Bill Gates tidak blogging (baca:
atau mungkin belum), sedangkan ironisnya di tubuh
Microsoft terdapat lebih dari 3000 eksekutifnya yang
sudah melakukan aktivitas blogging. Dan memang
kenyataannya sekarang. Jumlah CEO yang belum atau tidak
melakukan blogging dari 500 perusahaan favorit versi
majalah Fortune lebih banyak dari pada yang sudah masuk
ke blogosphere. Mengapa?
Randall Stross, adalah orang yang sengaja memulai
perdebatan lewat topic di atas, namun dia pun tidak
mendetail dalam penjelasannya seputar alasan blogging
meme. Akan tetapi dia memperjelas mengapa aktivitas
blogging dapat memberikan manfaat publisitas bagi para
eksekutif sambil mengutip kesuksesan publisitas yang
diperoleh CEO SUN, Schwartz hingga julukan seputar
CEO blogging.
CEO YG
TIDAK SETUJU NGE-BLOGGING
Para eksekutif
puncak pada dasarnya cenderung untuk menghindari
aktivitas yang dianggap secara umum beresiko tinggi
seperti : Sky diving, panjat tebing, balapan motor, dan
beberapa dari mereka menganggapnya aktivitas blogging
itu beresiko seperti itu.
Pada konferensi
“CEO Blogging” di bulan Mei tersebut disinyalir
alasannya ada yang bersifat teknis karena adanya
peraturan korporat atau keengganan yang bersifat psikis
maupun privasi serta alasan sudah sangat puas secara
financial dan sudah ingin pensiun dini.
Alasan teknis
adalah menyusul adanya peraturan SEC (Securities and
Exchange Commission) di bulan Agustus 2000, yang
menyatakan bahwa perusahaan yang membeberkan informasi
non public kepada lembaga manapun, maka perusahaan
tersebut juga harus membeberkan informasi non public
tersebut kepada public secara umum.
Kelihatannya masuk
akal, tidak mungkin para petinggi perusahaan mau
mentransfer informasi kepada khalayak ramai. Eksekutif
puncak perusahaan mana yang mau membahayakan posisi
mereka yang bergaji tinggi serta kompensasi yang glamour
hanya ditukar dengan cuap-cuap lewat blog?
Disamping
keribetan yang mereka harus jalani karena masalah
corporate commentary yang harus mengalir lewat
proses audit. Dicek oleh departemen PR dan disetujui
oleh departemen legal agar konsistensi dengan
corporate image dapat dipertahankan dan dijamin
tidak menyimpang lewat corporate voice selama ini.
Bagi mereka yang
masuk ke dunia blogosphere namun tidak memiliki komitmen
pun perlu dipertimbangkan seperti yang dilakukan oleh
salah satu dari 500 perusahaan favorit versi Majalah
Fortune selain perusahaan di sector teknologi, seperti
John P. Mackey dari
Whole Foods Market Bayangkan bagaimana
orang tidak melecehkan karena selama 10 bulan dia masuk
ke dunia blog, hanya memiliki 6 posting, dan itu
juga hanya berupa hasil wawancara maupun pidato
yang di-upload hanya sekali dalam dua bulan. Bukankah
ini suatu hal yang tanggung untuk dilakukan? Halnya sama
membangun milis atau ezine namun tidak “dirawat”
akhirnya mati suri.
CEO YG SETUJU
NGE-BLOGGING
Lain
CEO lain pula gaya dan pendapatnya. CEO SUN, Jonathan
Schwartz, tidak setuju kalau aktivitas blogging
disamakan seperti aktivitas olahraga yang berbahaya
seperti ditulis di atas. “If You Want to Lead, Blog!,”
demikian kata Schwartz, yang dipublikasikan di Harvard
Business Review tahun lalu. Bagi Schwartz, “memiliki
blog bukanlah masalah pilihan, sama seperti memiliki
email”.
Schwartz merasakan banyaknya hal positif yang dia amati
dalam bisnis korporatnya.
“Pekerjaan No. 1 saya adalah menjadi komunikator,”
tuturnya, “Saya tidak mengerti mengapa seorang CEO tidak
melakukan blog jika katanya committed untuk
berkomunikasi secara transparan dan terbuka.”
Anggaplah seandainya para petinggi puncak siap agar
menjadi panutan dan pemikiran mereka yang bijak mudah
diteladani dan serta merta dapat diakses seperti halnya
Schwartz, media blog menyediakan sarana yang sangat
sangat efisien untuk mempublikasikannya, demikian yang
dialami oleh Schwartz, lewat blognya dia mudah dijangkau
oleh para pemegang saham (shareholders), para
pengembang perangkat lunak dan semua klien maupun calon
pelanggannya. Lewat posting-nya, maka semuanya
dapat dikumpulkan jadi satu dan terciptalah suatu
perceived trust.
Debbie Weil misalnya, seorang konsultan blog, berupaya
meyakinkan para eksekutif yang bimbang apakah harus
blogging atau tidak, dia mengatakan bahwa lewat blogging,
mereka akan menghemat waktu dalam waktu yang mereka
gunakan untuk berkomunikasi lewat ratusan email setiap
harinya. “sebaliknya daripada harus selalu one-to-one,
mengapa tidak juga bangun komunikasi one-to-many
lewat media blog?”, demikian kilahnya.
Sebenarnya kalau ada CEO yang sungkan atau ragu-ragu
untuk melakukan posting lewat media blog, tanyakan
kenapa? Tetapi pun tidak ada salahnya melihat 5 kiat
praktis untuk memotivasi mereka di
URL ini
Jangan terlalu cemas dengan terlalu sedikit atau banyak
posting seputar informasi dan kebijakan
perusahaan, corporate image dan embel-embel serta
emblem korporat lainnya, yang penting konsistensinya dan
kejujurannya. Toh lihat saja sekarang ini banyak para
eksekutif biasa maupun petinggi perusahaan yang sedang
main golf, tidak takut, sungkan atau segan-segan
menggunakan topi atau kaus dengan logo perusahaan mereka,
ya mereka tidak takut untuk muncul di publik. Jadi apa
bedanya dengan aktivitas blogging yang membawa
logo korporat mereka, bukan?
Ingin rasanya iklan video yang saya sukai,
bila masa kontrak dengan pihak TV telah berakhir, namun
masih bisa saya tonton lagi. Pernahkah Anda terpikir hal
yang sama? Sebenarnya hal itu bakal terjadi. Dan kalau
itu terjadi maka, ini berarti klip video iklan yang
mahal tidak akan “mubazir” dimakan oleh waktu, dan habis
setelah masa kontrak tayang. Dan memang idealnya, klip
video tersebut tidak tergantung pada bujet uang agar
tetap ‘live’. Sayang bukan, biaya produksi
miliaran hanya kepakai dalam kurun waktu singkat, dan
hanya dilihat oleh pemirsa lokal saja?
Saya pikir bagi perusahaan yang telah
mengucurkan biaya produksi yang sangat mahal untuk
membuat tayangan iklan video klip produk mereka akan
senang dan setuju jika skenario di atas bisa diwujudkan.
Rupanya inilah yang telah diwujudkan oleh
leader di portal bisnis internet. Mereka memiliki misi,
bagaimana menyimpan file apa pun di seluruh dunia, mulai
dari teks, audio dan video agar mudah dicari dan diakses
oleh siapa pun dan kapan pun dalam format universal.
Sebenarnya misi ‘kemurahan hati’ dari
mereka di balik itu ada unsur UANG. Mengapa tidak?
Aktivitas menonton video streaming terus melonjak di
negara-negara dengan tingkat penetrasi broadband
yang luas.
Dan
bagi provider jasa pencarian dapat mengintegrasikannya
lewat iklan berbentuk video. Mereka optimisi bakal juga
meraup untung dan kesuksesan seperti halnya lewat iklan
berbasis teks saat ini. Mereka pun meyakini iklan
berbasis video yang diberikan sebagai hasil dari
pencarian akan memberikan revenue tambahan,
demikian diyakini oleh Gian Fulgoni, dan Comscore.com.
Sebagai gambaran permintaan tayangan
video online hingga Juli 2006 ada lebih dari 106.5 juta
pemirsa hanya di Amerika Serikat saja, belum termasuk
Negara-negara lain dengan tingkat ‘melek’ broadband
yang luas.
YOUTUBE, RAJANYA PORTAL VIDEO ONLINE
Marak dan optimisnya para raksasa media
terhadap peluang bisnis online video dapat dilihat
terjadinya beberapa akuisisi besar di tahun ini.
MySpace -- diperebutkan oleh Viacom dan
News Corporation -- salah satu situs komunitas sosial
yang juga berisi video sharing, amat popular di
kalangan kaum muda yang akhirnya dimenangi oleh News
Corporation yang adalah perusahaan milik Rupert Murdoch.
Hasilnya MySpace sekarang bernilai USD2 miliar.
Bagaimana dengan Yahoo? Saat ini Yahoo
sedang berancang-ancang membeli Facebook, juga situs web
komunitas social yang membidik para pelajar dengan
proposal penawaran seharga USD1 miliar.
Google pun tidak mau kalah, lewat
strategi bisnisnya untuk membeli YouTube seharga USD
1.65 miliar. Langkah YouTube mengakuisisi YouTube,
diyakini oleh para analis sebagai langkah yang tepat.
Namun langkah Google ingin memantapkan positioning-nya
bukan lagi sebagai perusahaan situs pencari tetapi
sebagai “media company” dan memperkuat posisi
Google sebagai pusat media yang akan menambah kesuksesan
Google bukan saja memiliki dominasi terhadap situs
pencari namun juga dalam video market share.
YouTube pun mau diakuisisi, karena Google
memiliki jangkauan global dan leadership dalam
bidang teknologi untuk memberikan experience
bagai para users dalam bidang pencarian, demikian Chad
Hurley, CEO dan Co-founder YouTube akui dalam jumpa
persnya.
Walau pun langkah bisnis apa pun tetap
ada yang kontra dan pro termasuk konteks yang kita
bicara ini seputar konten video online yang dicemooh
oleh Doug Morris, CEO dari Universal Music Group sebagai
“pelanggar hak cipta”, khususnya cemoohan yang ditujukan
kepada YouTube dan MySpace dan menyamakan dengan kasus
tuntutan terhadap Napster. Namun menurut Digital
Millenium Copyright Act, bahwa hukum membebaskan situs
internet terhadap suatu dakwaan sehingga tidak perlu
untuk melakukan screening terhadap suatu konten
yang berisi hak cipta, asalkan konten tersebut dihapus
dari listing-nya apabila sang pemilik hak cipta
tidak menyukainya.
KLIP VIDEO TERBESAR
YouTube memang luarbiasa, didirikan oleh
dua anak muda di usia 20-an, Hurley dan Steve Chen yang
memulainya setelah keduanya berjuang untuk berbagi video
seusai pesta makan malam di bulan januari 2005, dan
terealisasi di bulan Desember 2005. Dan sekarang YouTube
mempekerjakan sekitar 60 orang di kantornya di San
Mateo, California, AS.
Dalam konteks sharing online video,
jelas YouTube diakuisisi karena memiliki user sebanyak
649 juta, jauh dengan yang dimiliki oleh Google dengan
Google Videonya yang hanya memiliki users sebanyak 60
juta per Juli tahun 2006 ini. Artinya YouTube saat ini
menguasai pasar video sharing community sekitar
lebih dari 46% di dunia dengan tingkat permintaan
tayangan video online sebanyak 100 juta video per
harinya dan tempat kedua diduduki oleh MySpace sebanyak
23 persen, demikian riset dari Hitwise, perusahaan yang
memonitor lalu lintas web di seluruh dunia.
Mengapa Yahoo, Google dan Microsoft
kecolongan di sisi bisnis ini?, Charlene Li, salah
seorang analis di Forrester Research, menebak, “Ini
bukan sekadar video atau video online, ini masalah
menciptakan komunitas di seputar video.”
ARSIP VIDEO ONLINE BISA MENJADI ‘LIVE
BRANDING’
Anda suka atau pernah melihat bintang
sepakbola yang masih muda dan ganteng, Christiano
Ronaldo yang membintangi iklan TV Extra Joss? Sewaktu
musim piala dunia sepakbola, kita pasti sering
disuguhkan tayangan video klip Extra Joss yang
dibintangi oleh bintang muda ini. Namun apabila Anda
entah suka akan iklan Extra Joss atau tergila-gila
dengan bintang futsal yang ganteng ini, Christiano
Ronaldo, maka untuk melihat tayangan klip videonya lagi,
Anda tinggal mengetikkan pada bagian pencarian di
YouTube.com frase “Extra Joss”. Maka akan muncul
beberapa TV Ad yang dibuat di Bali tahun 2005, selama
kunjungan Ronaldo ke Aceh, Jakarta dan Bali, selamat
menonton! (Anda tidak akan menemukannya kalau Anda cari
di Google Video)
Atau kalau Anda suka akan iklan video
klip yang kreatif namun yang suka menyindir dari kretek
Amild, maka silahkan ketik kata “amild”, maka
akan muncul tayangan video klip iklan “Banjir Kok
Tradisi” yang di-upload oleh warga singapore,
Christian Kirana.
Dari sini jelaslah, pencarian online
video akan menjadi permintaan masal baik oleh si pencari
maupun oleh para calon pengiklan nantinya. Dan YouTube
benar-benar pas karena memiliki arsip terbesar di bidang
konten video. Dan munculnya YouTube serta berbagai situs
video-sharing, memungkinkan siapa pun entah produser,
artis, bintang iklan, dan videografer amatiran akan
mampu memposisikan hasil kreatifnya di belantara maya
dan dilihat oleh pemirsa manapun serta dapat di-rating
oleh siapa pun entah suka atau tidak disukai.
Begitu juga para produser film, film-film
mereka yang telah dibuat dapat dilihat oleh pemirsa
manapun serta mereka bisa memberikan rating
terhadap film yang mereka buat sehingga pamor sang
produser pun meningkat. Begitu juga mereka yang ingin
menjadi sutradara handal, dapat menggunakan scenario di
atas untuk membuat diri mereka ‘go international’.
Dan para videografer amatiran pun bisa berbangga kalau
klip video yg telah dibuatnya dilirik oleh perusahaan
film. Skenario apa pun bisa terjadi jika ini
direalisasikan. Benar-benar pasar suatu komoditi akan
didominasi dan dinilai oleh konsumen seluas dunia, bukan
oleh produsen.
SPONSOR BARIS
Butuh
rental kursi kuliah atau kursi mahasiswa ( student chair
rental ) di wilayah jabodetabek? Kami adalah gudang
penyewaan kursi pelajar silahkan
klik di sini
-----------
Bergegaslah untuk
mendapatkan potongan diskon di seluruh outlet elektronic
dari Electronic City sebelum bulan Ramadhan berakhir
-----------
Bagaimana TV Terkecil di dunia memeriahkan dan
menambah pengalaman baru dalam menonton TV
-Best Design - Slim Fit TV - Natural Scan - Generasi TV
Layar Datar, semua ada
di
sini
-----------
Dapatkan tampilan resolusi
yang mengesankan untuk tampilan bisnis dan presentasi
Anda dengan menggunakan
ASUS
GRAPHICS CARD
-----------
LELANG
barang-barang seni dan lukisan artistik seni hanya di
TREASURES FineArtAuction, info lebih jelas dapat dilihat
di
http://www.treasuresauction.com