(Untuk versi printed, bisa baca di Majalah Warta Ekonomi edisi 16 Jan 2003)
Internet telah merasuk ke banyak dari sisi kehidupan kita. Kita telah mengalami banyaknya kemudahan dengan hadirnya internet serta perkawinan antara teknologi Internet dan teknologi komunikasi. Sesuatu yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.
Internet juga telah membantu UKM kecil terlihat besar dan UKM besar terlihat kecil, tergantung keberhasilan mereka dalam membangun brand.
Dan sekaligus Internet telah melahirkan Netpreneur-Netpreneur sejati dan sukses walaupun tidak terhitungnya Netpreneur yang gagal dan mati.
Dalam hal ini saya tidak bermain data statistik sehubungan dengan banyaknya para pengguna internet di seluruh Indonesia, Asia atau pun dunia, karena statistik hari ini akan berbeda dengan esok harinya (seperti halnya data yang diperlihatkan di atas ini)
Dan menariknya dari mereka yang berhasil memanfaatkan Internet untuk bisnis murni internet mereka adalah justru UKM kecil, atau bisnis perorangan, SOHO (Small Office/Home Office).
Namun sayangnya, internet tidak mampu memberikan keuntungan promosi dan pemasaran bagi banyak perusahaan besar, menengah maupun perorangan. Mengapa? Karena situs bisnisnya mereka tidak lain dan tidak bukan hanyalah sekadar brosur pasif yang tidak bisa menangkap calon pelanggan. Hanya situs bisnis “buta” yang tidak dapat menjaring ceruk pasarnya mereka sendiri.
Ditambah lagi munculnya segala kehebohan dan hingar-bingar yang dibicarakan, mulai dari e-commerce, bisnis via internet, dan angan-angan seputar sistem Ekonomi Baru hingga kejatuhan dotcom dan traumanya investor untuk menanamkan investasinya di dunia bisnis internet.
Namun tetap satu hal yang tidak dapat dielakkan yaitu perkembangan teknologi internet yang eksponensial dan pengaruhnya terhadap alternatif bisnis dan promosi yang dimungkinkannya.
Namun apa yang salah dengan ini semua?
Yang salah adalah generasi pertama dari mereka yang disebut pakar dalam dunia internet yang telah menyesatkan dan menuntun 95% dari kebanyakan para pelaku bisnis di internet ke dalam jurang kebangkrutan bahkan sebelum ulang tahunnya yang kelima.
Adanya kebangkrutan yang terjadi dari banyak portal, Penyedia Jasa Internet (ISP) adalah bukan karena Internetnya yang salah namun gagasan dan teori yang salah kaprah dan belum teruji kebenarannya yang telah menuntun dan menyesatkan begitu banyaknya investor kepada kerugian yang besar.
Setiap pergantian era atau munculnya suatu teknologi baru, biasanya muncul juga teori-teori seputar era atau teknologi tersebut, seraya waktu berjalan teori yang salah akan tumbang dan diganti dengan teori yang sejati.
Nah coba kita bedah teori-teori apa saja yang salah selama ini sehingga membuat istilah New Economy, Ecommerce, Ebusiness, dan Emarketing maupun digital economy menjadi sesuatu yang sifatnya euforia belaka. Dan stigma bisnis internet dan pemasaran internet menjadi sesuatu yang kurang menguntungkan atau populer khususnya di Indonesia ini. Apalagi media masa menyorotnya seolah-olah masa depan internet bisnis dan pemasaran via internet tidak cerah lagi.
Teori-teori ini telah memberikan kontribusi terhadap ambruk dan bangkrutnya perusahaan-perusahaan Dotcom di Asia kemudian menyusul juga di negeri kita Indonesia ini, khususnya hingga kuartal ke-2 dari tahun 2001.
Setelah ambruknya bisnis dotcom, mereka menuding-nuding sana – sini, seperti antara lain, mereka menyalahkan bahwa infrastruktur di indonesia belum siap, juga masih belum banyaknya para pengguna internet di Indonesia dan lain
sebagainya. Padahal bukan hanya di Indonesia saja hal itu terjadi, hal itu juga terjadi di negara-negara Asia spt di Hongkong.
Berikut ini adalah teori-teori yang patus disalahkan yg dipercayai dan digembar-gemborkan oleh mereka yang menyebut dirinya pakar bisnis Internet.
Teori #1 Anda Dapat Menjual Apa saja Melalui Internet
Jelas teori atau gagasan ini sangat menyesatkan. Anda tidak dapat menjual APA SAJA melalui internet tanpa Anda mengetahui ceruk pasar Anda. Jadi ceruk pasar Anda bukanlah SEMUA ORANG, kalau Anda mengangap bahwa semua orang adalah ceruk pasar Anda, maka sebenarnya ceruk pasar Anda belum diketahui.
Ceruk pasar adalah sebuah kelompok orang/pasar dengan “area of interest” yang sempit/khusus di tengah-tengah lautan pasar yang luas.
Atau dengan kata lain pemasaran kepada ceruk pasar tertentu berbeda dengan pemasaran secara masal ke siapa saja tanpa memilih sebuah target pasar tertentu karena ambisinya untuk menyediakan segala sesuatu untuk semua orang.
Sedangkan kesuksesan dalam bisnis di Internet adalah kemampuan yang solid dalam memenuhi ceruk pasar tertentu dengan menyediakan suatu produk KHUSUS dan TERFOKUS untuk target pasar yang SANGAT KHUSUS dan TERFOKUS juga.
Contoh ilustrasi yang sederhanan dalam hal ini adalah seperti halnya seekor ikan kecil di kolam yang besar, hampir pasti akan dimakan oleh ikan yang lebih besar. Tetapi, jika anda adalah seekor ikan besar di kolam kecil, hidup anda akan jauh lebih nyaman, tanpa takut ada ikan yang lebih besar di kolam tersebut yang akan memakannya
Jadi benar bukan, bahwa untuk sukses di internet bisnis, walaupun Anda kecil namun Anda kuat di ceruk pasar Anda, maka Anda akan terlihat besar. Jadilah ikan besar di dalam kolam yang kecil.
Jadi kesuksesannya adalah dengan meredefinisi ceruk pasar yang belum diisi atau sebagian diisi oleh bisnis offline dengan keunggulan produk.
Teori #2 Internet Bakal Merubah Perilaku Konsumen dalam Hal
Membeli
Banyak para ‘newbies’ dan para konsultan web maupun mereka yg menyebutnya pakar mengatakan secara tersirat bahwa teknologi informasi dan komunikasi mengubah perilaku konsumen dalam hal membeli.
Padahal yg BENAR adalah Teknologi tidak dapat mengubah cirri dan sifat dasar manusia yaitu keinginan atau emosi yg merupakan faktor utama dalam hal MEMBELI, namun Internet membuat Anda, sbg pemasar dan pelaku bisnis untuk memodifikasi caranya menjangkau dan memasarkan bisnis Anda kepada calon
pembeli.com
Karakter dan sifat suatu pelanggan di era pra-internet maupun di era internet sama yaitu asalkan Anda dapat menanamkan KEPERCAYAAN kepada mereka, mereka dapat menjadi pelanggan Anda.
Oleh sebab itu KEPERCAYAAN adalah pelumas yang paling esensial untuk bisnis digital; Tanpa membangun KEPERCAYAAN di sekitar calon pelanggan, bisnis digital Anda akan kandas.
Kepercayaan juga dibangun lewat komunikasi secara berkala atau follow-up, tanpa adanya follow-up, sulit sekali Anda dapat menjual produk lewat internet halnya sama seperti dalam dunia penjualan konvensional, transaksi umumnya dapat terjadi karena hasil follow-up. Karena internet tidak mengubah sifat bawaan alami ini, maka Anda pun perlu membuat suatu sistem yang dapat melakukan follow-up.
Teori #3 Bisnis Online Akan lebih Mudah Membuat Anda Cepat Kaya
Mereka salah besar apabila mengatakan ini, mengapa? Karena sebenarnya bisnis offline dan online sama-sama tidak mudah, diperlukan kerja keras, cekatan, dan kecerdikan.
Hal itu nyata sekali! Tidaklah mudah untuk membangun ekonomi offline apalagi membangun ekonomi baru namun dengan model bisnis yang serupa dengan ekonomi offline.
Sebelum Anda membangun Bisnis secara offline, Anda harus menganalisa SWOT
Produk Anda maupun dari kompetitor Anda, bukan? Namun itulah yg dilupakan dan tidak dilakukan oleh para pebisnis yg merambah ke dunia online.
Mereka berpikir bahwa dengan membuat situs web yg hebat, pasti pengunjung langsung membeli barang atau jasa Anda. Padahal mereka lupa jangankan membuat orang langsung membeli di bisnis Internet Anda, membelinya dari toko konvensional saja, mereka perlu diyakinkan
dan Anda perlu membangun KEPERCAYAAN kepada mereka
Teori #4 Menganggap Situs Web Korporat HANYALAH sbg Alat
Promosi
Yg benar adalah situs web korporat HARUS dianggap sbg sebuah Kantor atau Perusahaan Online yg sebagaimana halnya perusahaan offline memiliki tim penjualan dan pemasaran, maka kantor online PUN harus memiliki e-salesman maupun e-Marketer yg keduanya harus dapat menarik, membina hubungan
dengan para calon kastemer.com
Disinilah kelalaian para pebisnis online, mereka tidak memanfaatkan teknologi internet untuk menarik, membina dan memupuk kepercayaan dan hubungan dengan para calon pelanggan. com, Mengapa ini perlu?
Karena tanpa hal ini, Anda akan sulit menjual, sebab hal ini melibat faktor kepercayaan. Dan kepercayaan itu harus dibangun, tidak datang secara otomatis.
Jadi bila Anda menganggapnya sbg alat promosi, maka situs korporat Anda tidak ubahnya HANYA sbg alat iklan, seperti halnya iklan di TV, di radio, dan di koran yg tidak dapat MEMBINA hubungan komunikasi yang interaktif kecuali hanya satu arah secara visual saja dengan para calon pelanggan.
Karena itu Anda harus buatkan suatu sistem esalesman.com dan eMarketer.com di dalam situs bisnis online Anda, sehingga dgn demikian situs Anda dapat berfungsi LEBIH SEKADAR daripada alat promosi.
Dan jangan lupa bahwa sebenarnya situs web hanyalah bagian kecil saja dari SEGUDANG cara pemasaran yg dapat dilakukan berkat teknologi internet.
Dan sayangnya adalah bahwa para tim marketing di banyak perusahaan termasuk di Indonesia tidak dibekali dengan keahlian praktis BUKAN
teori dalam hal taktik dan strategi pemasaran online, sehingga mereka merasakan bahwa dari bisnis maya menghasilkan laba nyata.
Teori #5 Jangan Terlalu Banyak Tulisan
Teori ini juga yg bertanggung jawab mengapa kebanyakan para pengunjung malas membaca tulisan di situs web, hal ini karena pada umumnya kalangan masyarakat internet tidak memiliki kesanggupan untuk menulis secara emosional.
Ingat dalam dunia bisnis offline, Anda tidak akan berhasil dalam menjual suatu produk tanpa mengedukasi mereka melalui presentasi lisan secara informatif, begitu pula tanpa kemampuan presentasi tulisan yang emosional, para pebisnis di Internet tidak akan mampu dalam menjual produk atau jasa mereka di Internet.
Percakapan yg hidup dan menarik dari seorang salesman adalah faktor penentu terjadinya transaksi. Brosur hanyalah sekadar alat bantu saja. Kalau dengan brosur suatu perusahaan sudah dapat menjual banyak produknya, pasti mereka tidak memerlukan salesman. Tetapi mengapa mereka masih membutuhkan salesman yang cakap. Karena brosur tidak lain hanya brosur!
Jadi komunitas pebisnis di era internet harus memiliki kemampuan penulisan yg hidup dan menarik secara emosional, dan itu adalah faktor penentu dalam terjadinya penjualan via situs bisnis Anda.
Karena brosur online tidak lain hanya brosur saja!
Jadi intinya yang penting, bukan banyaknya tulisan, namun seberapa besar teknik penulisan tersebut mempengaruhi secara emosional terhadap calon pelanggan.
Ini hanyalah sekelumit gambaran dari 5 teori yang menyesatkan selama ini. Hanya kira-kira 5% dari para Netpreneur yang tidak mempercayai teori ini dan sekaligus membuktikannya SALAH BESAR.