Category Archives: Strategic Thinking

Barang atau Jasa – Mana yg lebih mudah dijual?

Salah satu pertanyaan yang harus dipertimbangkan pada waktu Anda mulai memutuskan untuk membangun bisnis di Internet adalah : Mana yang lebih baik yang saya harus pasarkan dan jual, barang atau jasa.

Nah coba kita lihat bersama-sama untuk kedua kategori ini.

Produk/Barang :

  • Keuntungannya: Anda memiliki potensi pendapat yang tidak terbatas karena Anda tidak terkungkung oleh waktu (Semakin banyak barang yang dapat Anda jual maka semakin tambah ‘income’ Anda – apalagi kalau hal itu dilakukan secara otomatis).
  • Kelemahannya: membutuhkan stok barang dan pengiriman ke kastemer (atau juga menunggu kiriman barang dari penyalur).
  • Alasannya: pada dasarnya, hal ini menuntut Anda menjual lebih banyak dan membeli stok lebih banyak agar dapat menikmati hidup yang mantap, kecuali Anda memiliki barang dengan margin keuntungan yang cukup tinggi.

Jasa:

  • Keuntungannya : Lebih mudah mendapatkan untung dengan cepat karena seluruh nilai harga jasa tsb dibayarkan kepada Anda (kecuali pajak dan sejenisnya.
  • Keuntungan lain : Jasa dapat mendatangkan pendapatan yang besar khususnya apabila klien ingin menggunakan jasa Anda lagi.
  • Kelemahannya : Anda terbatas pada penghasilan yang Anda lakukan saja dan banyaknya terbatas setiap hari (kecuali Anda punya karyawan yang bekerja untuk Anda dalam memberikan jasa tsb kepada klien-klien Anda).

Namun menurut hemat saya, menjual produk online dalam jangka panjang memiliki potensial keuntungan yang terbesar. Sekali Anda punya produk yang bagus, maka Anda dapat mengotomatiskannya ke dalam sistem dan menambah produk baru lagi sehingga mendatangkan banyak pendapatan secara multiple.

Jika Anda membutuhkan penghasilan cepat, maka memberikan jasa adalah bentuk penghasil pendapatan tercepat … masih kalah kalau dalam jangka panjang Anda menjual produk dengan margin yang cukup besar dan variasi produk yang dapat Anda tawarkan..

Jika Anda menjual jasa, pikirkan bagaimana caranya membuat hal itu menjadi suatu produk. Salah satu contoh adalah mereka yang mendaftarkan situs web ke search engines atau sejenisnya namun buat itu dalam bentuk tertulis sehingga orang dapat belajar kemudian Anda dapat jual trik tsb. Nah itu contoh bagaimana jasa diubah menjadi suatu produk dengan cara melalui penulisan.

E-Commerce tanpa E-Marketing – Mungkinkah?

95% bisnis internet murni sudah akan bangkrut sebelum ulang tahunnya yang kelima, dan sekitar 66% – 78% situs web tidak lebih sekadar dari brosur pasif yang tidak atau sedikit dikunjungi dan tidak mampu menangkap prospek.com“.

(Untuk versi printed bisa dilihat juga di majalah Warta Ekonomi awal Feb 2003)

Terkejutkah mendengar pernyataan di atas? Memang itulah kenyataannya. Itulah kenyataan pahit yang harus ditelan oleh para investor dan pelaku bisnis maupun oportunitis yang mencoba dan mengkhayal “cepat kaya” melalui internet.

Banyaknya dotcom yang meledak di Indonesia di tahun 1999 dan kemudian “gulung tikar” tidak lama setelah itu, sebenarnya sudah diprediksi oleh apa yang pernah terjadi dahulu di Amerika serikat di tahun 1996-97.

Ecommerce Tanpa Emarketing – Kenyataannya
Itulah sebabnya mengapa beberapa tahun yang lalu perbincangan eCommerce banyak mewarnai banyak media, namun sekarang?

Trend seperti ini hanyalah bagian dari apa yang disebut “survival for the fittest” dalam dunia bisnis karena kemunculan teknologi baru atau datangnya era baru. Jadi kejadian seperti ini sudah bukan barang baru. Setelah kejadian itu biasanya, orang-orang dapat lebih belajar dari kesalahan dan tidak takabur dalam membuat teori-teori yang salah (lihat kolom yg sama di warta ekonomi edisi sebelumnya).

Bila Anda akan mendirikan toko atau perusahaan, yang benar adalah Anda harus melakukan riset pasar dan memiliki analisa SWOT yang solid agar berhasil. Namun tidak demikian halnya dengan perusahaan atau individu yang ingin membuat situs web. Mereka berpikir bahwa dengan memiliki situs web yang indah dan cantik, maka akan banyak dikunjungi oleh pengunjung dan mereka akan membeli. Ternyata pil pahit yang terjadi adalah kebalikannya.

Bahkan bisnis besar seperti carrefoure pun yang memakan banyak tempat secara fisik masih memerlukan promosi untuk menarik pembeli. Dan setiap kali ada barang bagus, mereka pun menggunakan spanduk-spanduk besar yang ditaruh di jalan-jalan. Apalagi sekadar memiliki situs web!

Di Internet, bisnis kecil bisa terlihat besar, begitu pula bisnis besar bisa terlihat kecil – tergantung seberapa besar mindshare-nya.

Hal lain juga sama terjadi di banyak perusahaan, situs web korporat tidak lain dan tidak bukan hanya sekadar brosuf pasif yang tidak atau sedikit dikunjungi dan tidak mampu menangkap prospek apalagi pelanggan.

Praktis situs web korporat tersebut tidak mampu mendatangkan baik “cold calls” apalagi “hot calls”.
Siapa yang harus Bertanggungjawab?Orang TI? Webmaster? Orang marketingkah? Era internet mendatangkan paradigma baru sekaligus tantangan baru bagi para pebisnis dan pemasar.

Mereka harus cepat belajar memaksimalkan kekuatan teknologi khususnya dalam hal ini internet untuk membangun brand yang kuat. Namun kenyataannya adalah bahwa para pemasar menyerahkan segala sesuatu yang berkaitan dengan situs web kepada orang-orang TI.

Dan orang TI yang mengomandani segala sesuatu berkenaan situs korporat. Dan orang pemasaran malah didikte oleh orang TI mengingat ketidaktahuan memaksimalkan kekuatan internet sebagai media promosi dan pembangun brand. Tentu saja target tidak akan sesuai dengan yang diharapkan.

Kalau orang TI tahu cara-cara bisnis dan pemasaran, tentu mereka sudah akan menjadi seorang pengusaha. Bukan hanya karena mereka mampu membuat situs korporat yang WAH dan menarik, otomatis mereka bisa menjual produk perusahaan lewat internet.

Jangankan menjual produk lewat internet, menjual produk secara konvensional saja belum tentu bisa. Kalau mereka bisa, pasti mereka tidak akan meminta pekerjaan kepada orang-orang bisnis, bukan?

Jadi orang-orang pemasaranlah yang harus bertanggung jawab dalam mengomandani visi dan misi mengapa harus membangun situs korporat dan bagaimana strategi pemasaran dan promosinya, bukan orang-orang TI yang bertanggung jawab, Departemen TI hanya bertanggung jawab secara operasional saja.

Karena itu di era sekarang ini, orang-orang bisnis dan pemasaran harus mengetahui ruang lingkup strategi pemasaran internet (emarketing).

Mengapa? Perlukah Emarketing?
Menurut Lennart Svanberg, Presiden dari World Association of Internet Marketers, semakin banyak perusahaan akan ‘go internet’, dan tidak akan ada perusahaan yg tidak ‘go internet’ bila mereka tidak ingin punah (walau ini bukan jaminan kalau mereka tidak mengetahui kekuatan dari strategi pemasaran di dunia online).

Ya Anda harus tahu tentang “Pemasaran Internet”. Banyak perusahaan termasuk di Indonesia sebenarnya mampu dan memiliki budget untuk melakukan itu, namun sayang sekali mereka tidak kompeten untuk melakukan itu, namun mereka berupaya menjangkau dunia online dengan metode pemasaran tradisional.

Pertimbangkan konsep pemasaran tradisional yaitu, Market Segmentation. Segmentasi Pasar “…suatu metode untuk mengenali sekelompok konsumen, di dalam suatu pasar yang lebih luas, yang memiliki karakteristik dan kebutuhan yang mirip.”
Nah, sekarang dengan meledaknya pertumbuhan internet, dunia bisa menjadi pasar kita yaitu, “sekelompok konsumen” yg dapat dijumpai secara online.

Untuk dapat mengidentifikasi segmen pasar yg baru ini mengharuskan Anda mengenali dan mengimplementasi berbagai macam strategi dan teknik baru sebagai tambahan dari strategi pemasaran konvensional.

Apa itu Pemasaran Internet Bagaimana ini sebenarnya berbeda dengan konsep pemasaran tradisional? Beberapa di antaranya mencakup perencanaan strategi, analisa situasi, analisa kastemer, pengembangan pasar dan produk, positioning, juga 5P yg berbeda, penetapan harga, distribusi produk dan promosi online.

Akan tetapi, banyak dari prinsip, teknik, dan taktik dari eMarketing berakar dari strategi pemasaran tradisional namun dengan implementasi yg berbeda. Di samping itu bertambahnya dimensi baru ini yang telah menyatu ke dalam khususnya online business landscape, itu adalah pemasaran pesan-pesan iklan melalui Internet classified, promosi berbasis testimonial di situs Web, pemasaran melalui situs pencari, pemasaran dan pembelian berbasis pay per click, viral marketing, affiliate marketing, URL marketing, email marketing, online press releases, dsb.

Dengan demikian, seharusnya emarketing perlu dimasukkan ke dalam bagian dari Marketing Mix dari setiap perusahaan. Atau intinya Internet Marketing didefinisikan sebagai “…kombinasi dari prinsip pemasaran tradisional dan metode pemasaran interaktif yang diterapkan untuk memenuhi kebutuhan dari kastemer.com.”

Karena itu para professional pemasaran tradisional perlu mendapatkan pelatihan tambahan untuk bisa memenuhi dan mengerti kebutuhan dari kastemer.com sehingga mampu menjadi e-marketer yang cakap. Anda pun bisa mengakses dan meningkatkan wawasan tentang dunia emarketing dengan sering-sering mengunjungi URL situs web berikut ini http://ww.bjoconsulting.com  di situ terdapat banyak arsip yang membahas dunia pemasaran elektronik, internet dan Mobile Marketing.

Karena itu disarankan agar perusahaan-perusahaan di Indonesia juga harus menekankan dunia pemasaran yg satu ini, paling tidak idealnya, harus ada staf pemasaran yg didedikasikan khusus untuk konsumen online walaupun mereka pun harus disinergikan antara off dan online.

Juga harus dibedakan bahwa emarketing itu harus dilakukan oleh orang-orang marketing yg mengerti pemasaran tradisional juga jadi bukan dilakukan oleh orang-orang dari departemen IT atau dari departemen pengembangan Web.

Jadi para pemasar harus mengomandani webmaster dan departemen grafis situs web, karena mereka tidak tahu menahu bahkan konsep pemasaran tradisional apalagi prinsip pemasaran online yg terkandung di dalamnya, karena mereka hanya melihat dari sisi teknologi dan kecanggihan saja bukan pada sisi bagaimana menggunakan teknologi untuk berbisnis dan memasarkan serta mempromosikan demi memenuhi kebutuhan dari prospek.com maupun kastemer.com dan menghasilkan keuntungan.

Karena itu sudah saatnya tim marketing korporat mengetahui dan belajar banyak tentang internet marketing ini untuk dijadikan satu dengan seluruh “Marketing Mix” perusahaan di mana Anda bekerja.

Ditambah dengan apa yang Anda sudah baca tadi di atas, beberapa kategori lain lagi yg tercakup dalam dunia pemasaran online cukup banyak.

Beberapa kategori di antaranya adalah pemasaran dgn menggunakan email, mengembangkan jurus pemasaran referral yg dikenal juga sbg viral marketing yang merupakan fondasi dari network marketing, kemudian pemasaran dan promosi dengan memanfaatkan situs pencari, lalu konsep link marketing, dan membangun jaringan pemasaran berbasis afiliasi.

Dan itu semua harus didukung dengan teknik penulisan yang emosional dan hidup serta bersifat personal dan tidak bosan bila dibaca.

Jadi jelas bukan bahwa emarketing bukanlah dunia yang berbeda dari marketing konvensional. Emarketing adalah sub dari dunia pemasaran secara umum, dan bukan pengganti darinya namun PELENGKAP yang sangat terjangkau dari segi coverage maupun di sisi biaya.

Demikian seperti dikatakan oleh pakar manajemen, Peter Drucker, bahwa “media baru bukan pengganti namun memiliki tempatnya masing-masing” seperti halnya kantor pos tidak akan mati hanya karena adanya email, namun tetap memiliki pasarnya sendiri-sendiri.

Maka, alangkah efektifnya bila pemasaran korporat Anda mengimplementasikan seluruh “marketing mix”, termasuk EMARKETING!


Tulisan artikel ini juga muncul di Majalah Warta Ekonomi Edisi 16 Jan 2003

4 Poin Memilih Domain

Nama-nama domain yg sering Anda jumpai ada yang terdiri dari dua kata digabung atau dipisah ada juga yang terdiri dari satu kata, ada pula yang terdiri dari dua atau tiga kata namun digabung, ada pula yang menggunakan nama perusahaan mereka sebagai nama domain atau produk mereka sebagai nama domain.

Sebelum perusahaan atau bisnis Anda memiliki situs web, maka apa yang harus diingat sebelum menamakan domain situs Anda? Ingat menamakan situs web bukanlah sembarangan, karena ini juga salah satu faktor kontribusi “traffic” ke situs web Anda.

Berikut ini kami coba uraikan 4 (empat) tips strategis dalam memilih nama domain untuk bisnis online Anda?:

1. Singkat

Nama domain yg baik hendaknya singkat, semakin singkat semakin baik. Alasannya hanya dua yaitu siapa pun tua atau muda dapat mengingatnya serta hafal dengan mudah. Dan banyak kasus ebusiness memperlihatkan bahwa nama yg singkat juga dapat memberi kontribusi penjualan dan promosi hingga berlipat ganda. Kasus yg menarik dalam hal ini perusahaan Art-U-Frame.com berani membeli domain art.com yg sudah dimiliki oleh perusahaan lain dengan harga USD 450.000.

Begitu juga kasus situs pencari altavista.com sebelum diakuisisi oleh Compaq, situs pencari ini bernama altavista.digital.com. Kemudian Compaq membeli domain altavista.com seharga USD 3.000.000 dari pemilik domain tersebut. Kenapa berani membeli domain walaupun dengan harga mahal? Mudah diingat dan dihafal.

2. Mudah Diingat

Namun jangan lupa, tidak semua nama domain atau url yang singkat itu mudah diingat! Contohnya di Amerika ada perusahaan yang bernama Boyle Sierra Carpeting Sales. Anda tahu bagaimana mereka memberi nama domain mereka?

Mereka memberi nama BSCS.COM. Mudahkah diingat? Walaupun singkat namun yang mengenal domain tersebut hanya para kastemer atau orang dalam saja bukan! Kecuali perusahaan Anda sudah go international seperti IBM. Walaupun domainnya adalah IBM.COM, maka tidak menjadi masalah walapun bukan orang dalam atau kastemer IBM, mereka sudah tahu dan mudah diingat domain tersebut.

Jadi untuk kasus perusahaan bernama Boyle Sierra Carpeting Sales maka lebih cocok adalah boylescarpet.com karena mudah diingat dan memiliki bunyi yang bermakna.

Jadi intinya adalah seperti yg disimpulkan oleh Dr. Michel Fortin bahwa domain yang memiliki pelafalan bunyi suku kata atau memiliki ritme bunyi dan apabila singkat maka akan sangat mudah diingat. Contohnya adalah seperti intel.com atau astaga.com. Anda lihat di situ terdapat pelafalan yang mengandung satu atau dua suku kata, bukan tidak seperti halnya dengan nama domain lain seperti ssmt.com atau mbitc.com, Anda lihat di situ tidak terdapat ritme suku kata yang terdengar enak di telinga dan tidak mudah dieja bukan?

3. Berhubungan dengan produk Anda atau nama perusahaan Anda

Dalam hal ini Anda harus menentukan terlebih dahulu, mana yang lebih terkenal oleh pasar Anda, Produknya atau nama perusahaannya? Kalau produknya lebih terkenal, maka domainnya adalah berhubungan dengan produknya seperti Aqua.com misalnya.

Atau apabila perusahaannya lebih terkenal dibandingkan dengan nama produknya maka pilih nama domain yang berhubungan dengan nama perusahaan Anda, dan biasanya jenis ini adalah perusahaan yang sudah berdiri lama sebelum internet menjadi marak seperti ini.

Dalam hal ini misalnya seperti Bank Internasional Indonesia dengan nama domainnya bii.co.id, disingkat namun semua orang sudah tahu bahwa itu adalah nama domain dari Bank BII. Memang idealnya adalah nama perusahaan identik dengan nama produknya.
Juga factor lain yg harus dipertimbangkan adalah : produk atau nama perusahaanya yangg lebih terkenal? Apakah pasarnya Indonesia atau seluruh dunia?

4. Mudah Dieja

Ingat bahwa tidak semua orang mudah mengeja nama domain yang dieja secara lisan apalagi kalau Anda baru pertama kali mendengar nama domain tersebut. Contoh kasusnya misalnya, apabila nama domainnya adalah rosevilleelectric.com.

Kalau dilihat ini memang memenuhi criteria nomor dua dan ketiga juga terdengar logis, namun apakah ini mudah dieja? Cukup sulit bukan? Mengapa karena tidak setiap orang dapat mengeja dengan benar, apakah satu ‘l’ atau dua ‘e’ atau sebaliknya.

Jadi kalau setiap kali Anda beritahu ke calon kastemer Anda atau siapa pun terus kemudian Anda harus berulang kali mengeja nama domain Anda, maka kesimpulannya nama domain tsb tidak cocok dan tidak strategis dalam konsep penamaan domain.

Beli beberapa nama domain
Namun untuk mengantisipasi calon kastemer maka gunakan lebih dari satu nama domain yang merujuk ke situs yg sama, hal ini untuk memudahkan kastemer menemukan Anda di dunia belantara maya, seperti misalnya nama domain ca5ino.com merujuk (redirect) ke situs casinoplace.com dan saran saya kalau pasar Anda adalah seluruh dunia buat situs web yg terdiri dari beberapa bahasa dan disesuaikan dengan nama TLD (Top Level Domain) dari negara tersebut seperti misalnya .com (untuk kastemer berbahasa inggris) .co.za (untuk negara Afrika Selatan), .tv (untuk negara Tuvalu) dan seterusnya.

Harga domain sekarang tidaklah mahal dibandingkan nilai potensi pemasaran dan promosi bagi perusahaan. Maka pertimbangkan tips-tips di atas, bahkan keempat tips di atas pun sangat mudah diingat bukan?